Friday, November 7, 2008

Kami tak Rela Kau Pergi

hari ini, seperti biasa. setiap senin, jadwal ngajar dimulai.
dengan hati yang penuh semangat, bermodalkan motor pinjaman menuju sekolah.
melewati perbukitan yang mulai memanas. mungkin karena musim kemarau sudah merambah.
Tak seperti biasa, pak Suardi yang selalu menjadi pembina upacara sekarang batang hidungnya tidak terlihat. entah karena sakit ato ada keperluan lain.


jam pertama ia tak datang.sampai jam terakhir. artinya tak ada ketawa ketiwi. ceritanya selalu membuat kami para guru-guru tak lelah. ada-ada saja yang bisa ia cerita. mulai dari sejarahnya ia ngajar. sampai 20 tahun lamanya ia honor ditempat kami.


saya sampai tercengang ketika usia 20 ia setiai untuk mentrasfer ilmu di pedalaman kecamatan Bontoramba ia jalani. waktu yang begitu lama mengabdi sebagai guru yang suka rela (suka ngajar dan rela tak dibayar pak' ucapku satu siang)


Pilbup, beda pilihan donk, mau diapami???

ia tak lagi ada. kebun beserta isinya ditarik. perjalanannya mengajar selama 20 tahun semakin jauh dari angan-angan. satu siang istrinya bercerita, kalo ia ingin menyeberang pulau ke Maluku. tapi, karena dukungan istrinya ia masih tap tinggal.
kami juga selalu mensupportnya. bahwa kebenaran akan selalu berpihak, walau kadang jalannya seperti perjalanannya 20 tahun mengajar.


malam itu saya menelpon mengkonfrimasi pemecatannya. dan pagi hari "ia bu saya dipecat karena beda pilihan, tapi saya akan terus berjuang"
deeh...sangat diluar dugaan. mungkin politik begitu yah. ketika kekuasaan sudah menghampiri, harta, keluarga tak lagi dipandang. apakah itu bagian propesinal politik?
bullshit dengan pilkada. mutasi dimana-mana. tak ada demokrasi di pilkada jeneponto. yang ada adlah democrazy. para pemegang tampuk kepemimpinan dibirokrasi saling bersaing memanfaatkan. menjadi tim peluncur. manaka satu dari mereka menang, anda peluncur yang kalah siap-siap ditendang.

'senin ini, ayah Nita di pindahkan ke bagian staff penyuluhan, padahal ia adalah kepala penyuluhan'


'pak mattewakkang disekolah nasibnya seperti telur diujung tanduk juga'


'para pemegang tampuk yang membelot sebentar lagi akan lengser' atau akan berpindah tempat, hahahahahaha.....politik lucu-lucu yah'

'guru honor apa lagi, kalo sudah tak mengikuti pemimpin jangan harap usiamu disekolah akan panjnag' walaupun masih ada sedikit yang legowo menerima perbedaan.


tak ada doa panjang umur untuk pemimpin yang seenaknya main serobot, memindahtempatkan orang tanpa melihatkualitasnya.


tantangan terbesar bagi sekolah demokrasi jeneponto untuk melakukan pendidikan politik.yang pasti sipakainga', sipakatau,saat ini tak ada dipilkadanya jeneponto ces.pikiran manusia modern sudah terjangkiti, mo kerja kalo ada uang, hahahahaha....


politik lucu-lucu!!!
para calon kandidat saling berangkulan dimeja makan hotel malam ini
para peluncur saling menyerang ide pemenangan
para pengikut kandidat site'ba'-te'ba (baku tikam) karena posko pemengan bertetangga.
jadi kenapami???

.:susah ces kalo uang dan orang sudah bicara:.

No comments: