Sunday, November 30, 2008

.:berucap dalam indahnya hati dan jiwa:.



SEMUANYA AKAN BAIK BAIK SAJA
TAK MESTI BERSEDU SEDAN ITU
TAK ADA YANG LEBIH BAIK SELAIN TERSENYUM DALAM DUKA
TAK PERLU HATI TERGORES HANYA KARENA KRITIKAN
BAYANGKAN DUNIA MENGENANGMU
BUKAN HANYA DALAM BURUKMU
TAPI, LEBIH KEPADA BAHAGIA YANG KAU SEMAI
TIAP HARI BERSAMA BULAN DAN MENTARI



Semuanya tak mesti bigini. Aku tahu kau akan berfikir ada yang tak beres. Tapi mestinya kita bisa berbicara. Bukankah hati ini sudah mampu berbisik? Ataukah kamu tak lagi mendengarnya?. Tak lagi merdukah? Tak lagi berbinarkan cercahnya?
Tak ada yang salah jika kita mau. Aku dan kamu tak mesti berkomplot untuk melakukan perlawanan. Biasanya kamu akan berucap ‘jangan pernah bimbang sayang’. Tapi mengapa resah sekarang menyerangku? Sapa yang akan bertanggung jawab? Kamu? Ataukah kamu akan lari terbirit setelah tahu aku sudah tak lagi seperti yang kau mau. Tak mesti menyudahinya. Aku mengeinginkanmu. Mungkin ini terlalu naïf. Tapi, dalamnya hati sapa yang tahu. Aku tak bisa mengukurnya dengan apapun. Bukankan ikhlas memang tak mampu kita salami?. Berulangkali aku katakana untuk tak mengungkit. Tapi, ujianmu terlalu mendalam sampai ingin meleburku.


Sekali lagi. Katakan yang kamu mau. Aku akan menjadikan telinga ingin berfungsi sebaikbaiknya. Agar kaubisa bercerita kapanpun yang kau mau. Menyudahi bukan alas an tepat namun, semuanya hanya bisa terkontaminasi dengan berucap. Hanya satu kata melanjutkan atau memberinya jedah untuk menari?.


Hangat mentari pagi ini tak terasa indahnya. Karena kegundahan telah menggerogoti. Kau pasti mainmain bukan? Aku tahu kau akan melakukan hal itu. Karena kau tahu terlalu banyak yang menginginkanku bukan? Kebanggaan kini kuraih untuk memenangkan diriku sendiri. Tak banyak yang bisa terlaku. Atau aku hanya terobsesi dengan konstruk berfikir bahwa sanya kau selalu baikbaik saja dengan sikapmu. Aku tahu suatu saat nanti keabadian benarbenar akan ada bukan hanya untuk diriku, tapi juga untukmu, untuk kita dan untuk mereka.


Membuka sebait lagu untuk diinterpretasikan akan membuahkan melodi yang cukup binal. Kau tahu, malam selalu membawa kisah yang abadi. Sementara cahaya kini sangat dibutuhkan oleh mereka yang sepi. Malam kadang lebih pendek dari cahaya yang memnacar dibalik gubuk remang yang kita usung bersama.
Lagilagi aku terlalu banyak menuntut, ucapmu malam ini. Tapi aku juga sadar bahwa kau terlalu banyak digandrungi cahayanya dengan berjuta pesona. Dan sejuta rasa yang terpendar seperti jingga yang kau ukir dibalik awan yang kau titip malam ini. Pendarnya memancar dengan sangat indah, namun titik hitam telah meronakan sedikit hangat dan peluh.


Hadirnya kini terenggut oleh kawanan laku yang siap menyadap segala aktivitas yang sudah terabaikan. Karena akhir semuanya akan berlalu. Tak perlu menatapku begitu. Aku tahu banyak hal yang ingin kau katakana. Namun, sesak yang kau miliki terlalu banyak sekedar berucap’kau kan baikbaik saja sayang?’.
Akh…oase begitu maya untuk terjamah.


Kau akan berfikir, tak perlu bersedu sedan itu. Karena keabadian benarbenar tampuk dalam keinginan yang tak terbeli. Tertawalah karena dunia menginginkannya.
Aku juga turut bersamamu. Namun, kamu selalu mengelak hanya untuk mengikutkanku. Tapi aku tetap senang berada disini, bersama relungrelung yang tak redup oleh kepingan malam. Bungkus saja rasa yang kau mau. Aku akan membawanya. Kemanapun kaki ini melangkah bersama asa dan jiwa yang mulai pengap dengan maumu.


Usianya belum berjagung. Tapi, puingnya kini sangat Nampak. Bukan hanya dalam remang namun dalam terangnya bilik cahayamu. Aku menunggu digubuk yang penuh cahanya yang dulu kita bangun bersama. Datanglah, kan kusuguhkan berbagai warna yang kau mau. Tapi kau tak boleh memaksa karena warnamu dan warnaku pasti berbeda. Tak perlu mengelak, lihatlah pelangi dengan berbagai warnanya. Ia akan menari bersama bintang dan angkasa rayapun menari.
Kini gubuk itu tak perlu kau hiasi karena, cukup warnaku dan warnamu yang menyatu.

_berucap dalam indahnya hati dan jiwa_081129

Kabar apa Dunia :)

Apa kabar dunia...apa kabar semua...semoga kedamaian hati dan jiwa selalu menaungi kita semua. Pohon maghfirah CINTANYA selalu melekat dalam hati-hati kita semua, amien...Apakah yang kurasa saat ini adalah sama saat yang tlah berlalu itu datang?
Diam juga tak menyelesaikan masalah. Nah biarkan aku bahagia, berucap dengan candaku. Membiarkan semuanya berjalan apa adanya. tlah berlalu meninggalkan kisah klasik yang berwarna. Revolusi diri sendiri menjadi prioritas. Ada banyak rahasia yang belum terungkap.Cukup aku, tuhan dan yang mengetahui rahasia itu yang tahu. Bahkan tak seorang pun harus tahu.. Tapi bisakah.

Aku rasa ada yang menggerogoti tulang sumsumku.
Aku menggigil dibuai kesenangan fatamorgana.
Tak ada yang lain selain menikmati semuanya.
kalo hanya itu saja buat apa?
Ketika semua orang terlelap dan aku hanya berdiri kebingungan dibalik awan yang hampir berbinar. Mereka menertawai perlakuan yang tlah kulaku bersama angin yang hampir menghempaskan
Bilikku…dia tak hanya kulaku.
Bimbang juga buatku terlena dibuainya
Aku ucap jangan pernah berharap

Jangan pernah menahan rasa
Lupakan warnanya
Biarkan ia menari
Beri ia tempat
Dijiwa a(ku), ka(mu), ki(ta), mere(ka)
_Saat aku terlelap dalam kesendirian__

Wednesday, November 19, 2008

“KERABAT” YANG TIDAK “SEJALAN” “BAGUS” DIMUTASI ATAU DIPECAT KARENA TIDAK “SETIA”, TIDAK BER”AMANAH” DAN TIDAK MENGIKUTI “MODE” DI JENEPONTO

“KERABAT” YANG TIDAK “SEJALAN” “BAGUS” DIMUTASI ATAU DIPECAT KARENA TIDAK “SETIA”, TIDAK BER”AMANAH” DAN TIDAK MENGIKUTI “MODE” DI JENEPONTO
‘Pesta’ Demokrasi (democracy party) yang digelar di Jeneponto, 28 Oktober 2008 mestinya menyisakan kegembiraan bagi seluruh masyarakat. Namun, seperti pilkada yang telah berlangsung didaerah-daerah lainnya, kesempatan meraih bahagia tak semua warga mendapatkannya. Enam pasang calon nahkoda perahu Jeneponto bersaing dalam arena perpolitikan, dan pada tanggal yang sama Insert Institute-Script Intermedia, dalam perhitungan cepat mendapatkan hasil:
1. Mode (Agus Anwar Moka dan Natsar Desi) 0.98%
2. Bagus (Baharuddin Baso Tika dan Agus Abdullah) 8.5%
3. Amanah (Jabal Natsir dan Sarbini Haerah)1.61 %
4. Setia (Sonda Tayang dan Aries K. Syamsuddin) 1.18%
5. Kerabat, dan (Rajamilo dan Burhanuddin Baso Tika) 53.52%
6. Sejalan (Syamsuddin Saenal dan Djahini Kr.Lontang) 34.2%

Kemenangan atas sebuah perhelatan adalah sebuah bola panas yang harus dipertanggungjawabkan. Tak bisa dipungkiri, berbagai cara digunakan untuk mendapatkan kemenagan. Assala’ ammetaji apapun nigaukangi. Bahkan, bisa meruntuhkan budaya sipakatau, dan sipakainga’ sudah tidak berlaku lagi.

Di Jeneponto saat ini bukan lagi panah karena kekeringan, namun tambah panas karena setelah KERABAT dinyatakan OPPO’ (menang lagi), mutasi dan pemecatan sekarang gencar dilakukan.


Pilihan setiap orang hanya diketahui oleh dirinya sendiri juga oleh sang maha mengetahui, kecuali orang tua yang sudah tidak mampu berjalan akan diketahui pihinnya oleh para saksi pada pilkada tersebut.
Maka berhatihatilah, ketika anda punya jabatan empuk namun MEMBELOK, tunggu mutasi atau pemecatan. Hal ini terjadi disalah satu Sekolah Menengah Pertama,tempatku mengajar guru honor yang tidak “SEJALAN” dipecat hanya karena bukan “KERABAT”.
Informasi yang saya dapatkan langsung dari kepala sekolah mengatakan bahwa, pemecatan itu terjadi karena guru honor terang-terangan melakukan kampanye “BAGUS” sementara salah satu pengawas bahkan Kepala Cabang Pendidikan Kecamatan Bontoramba tak segan-segan melakukan pemecatan terhadap guru honor tersebut.


Akh…lagi-lagi imbas politik kotor (bad politic) telah menggoyang posisi guru honor tersebut. Pak Suardi yang sudah 20 tahun honor di sekolah tersebut harus kehilangan pekerjaannya hanya karena beda pilihan. Bukan hanya itu, Kepala sekolah yang masih status kakaknya sendiri tak segan-segan memecat hanya karena intervensi dari pimpinan teratas. Namun, sampai saat ini surat pemecatan belum juga keluar. Pemecatan hanya disampaikan lewat telepon genggam.


Selain pemecatan yang melanda pak suardi, pekerjaan lainnya dikebun juga harus kehilangan. Karena kebun yang sementara ia garap harus direnggut oleh kakanya sendiri. Hmhm….tega yah  (nassami cia’ kan politik towh)
Kemarin, 4 Nopember, kami juga harus kehilangan seorang guru honor lagi, dia adalah (P’Mattewakkang) yang mengabdi 3 tahun ini, juga harus kehilangan pekerjaannya sebagai guru honor hanya karena ditengarai ikut “SEJALAN”. Surat bukti pemecatan pun tak ada, maka nasib kedua guru honor ini sudah jatuh tertimpa tangga pula.


Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an sudah tak Nampak lagi. Hanya karena berbeda pilihan semuanya menjadi punah. Mannakah….budaya sipakatunya…mannakah budaya sipainga’nya….Karena SIRI’ sudah mengental maka persaudaraan pun hilang.
Saya dan beberapa teman sudah beberapa kali menghubungi pak’suardi tentang bukti pemecatan tersebut, namun pihak sekolah juga tak ingin mengeluarkannya.


Entah, karena takut diproses ato masih ingin member kesempatan kepada para pahlawan sukarela (suka ngajar dan rela tak dibayar) itu tuk ngajar disekolah, I hope it! 
Pihak panwaslu juga tak menerima hal ini, namun apa boleh dikata walaupun saksi yang diminta sudah ada tapi bukti otentik pemecatan belum ada, jadinya….yaaaah….sampe sekarang belum juga diproses.
Ufh….kapan yah Jeneponto bisa berubah jadi lebih baik.

(Air Gelang (Jeneponto) yang HOT, 05 Nop 08)

Semoga garOPPO’na bisa nyamangi dan berjalan dengan lebih baik.

Friday, November 7, 2008

sekolah yuuk :)

bocah-bocahku juga kini dapat tantangan
gedung samping sekolah kami
sebentar lagi akan direnovasi_tapi bukan gedung kami

sekolah yang sama akan hadir dengan wajah cantik,
lebih elegan karena dapat "pinjaman" dari World Bank

yang pasti bocahku akan tergiur dengan permainan tetangga kami
sementara kami hanya bisa memberi apa adanya
senyum, nyanyi, rangkulan, gendongan, usapan, ciuman,mengambar,bercerita,
hanya itu yang bisa kami beri...

uang??? kemaiki mo ambil kodong!!!

tapi kami yakin, pembangunan karakter yang kami usung akan merubah
mereka menjadi lebih baik.

usia PAUD WORLD BANK di sewa hanya sampai 3 tahun, setelah itu ga ada lagi suntikan dana. nah kami, ketiga bu guru ini akan terus berjuang sampai sokolah bocah kami berbuah MIMPI.

.:karena kami akan terus berjuang, bukan sekarang tapi hari ini:.

Kami tak Rela Kau Pergi

hari ini, seperti biasa. setiap senin, jadwal ngajar dimulai.
dengan hati yang penuh semangat, bermodalkan motor pinjaman menuju sekolah.
melewati perbukitan yang mulai memanas. mungkin karena musim kemarau sudah merambah.
Tak seperti biasa, pak Suardi yang selalu menjadi pembina upacara sekarang batang hidungnya tidak terlihat. entah karena sakit ato ada keperluan lain.


jam pertama ia tak datang.sampai jam terakhir. artinya tak ada ketawa ketiwi. ceritanya selalu membuat kami para guru-guru tak lelah. ada-ada saja yang bisa ia cerita. mulai dari sejarahnya ia ngajar. sampai 20 tahun lamanya ia honor ditempat kami.


saya sampai tercengang ketika usia 20 ia setiai untuk mentrasfer ilmu di pedalaman kecamatan Bontoramba ia jalani. waktu yang begitu lama mengabdi sebagai guru yang suka rela (suka ngajar dan rela tak dibayar pak' ucapku satu siang)


Pilbup, beda pilihan donk, mau diapami???

ia tak lagi ada. kebun beserta isinya ditarik. perjalanannya mengajar selama 20 tahun semakin jauh dari angan-angan. satu siang istrinya bercerita, kalo ia ingin menyeberang pulau ke Maluku. tapi, karena dukungan istrinya ia masih tap tinggal.
kami juga selalu mensupportnya. bahwa kebenaran akan selalu berpihak, walau kadang jalannya seperti perjalanannya 20 tahun mengajar.


malam itu saya menelpon mengkonfrimasi pemecatannya. dan pagi hari "ia bu saya dipecat karena beda pilihan, tapi saya akan terus berjuang"
deeh...sangat diluar dugaan. mungkin politik begitu yah. ketika kekuasaan sudah menghampiri, harta, keluarga tak lagi dipandang. apakah itu bagian propesinal politik?
bullshit dengan pilkada. mutasi dimana-mana. tak ada demokrasi di pilkada jeneponto. yang ada adlah democrazy. para pemegang tampuk kepemimpinan dibirokrasi saling bersaing memanfaatkan. menjadi tim peluncur. manaka satu dari mereka menang, anda peluncur yang kalah siap-siap ditendang.

'senin ini, ayah Nita di pindahkan ke bagian staff penyuluhan, padahal ia adalah kepala penyuluhan'


'pak mattewakkang disekolah nasibnya seperti telur diujung tanduk juga'


'para pemegang tampuk yang membelot sebentar lagi akan lengser' atau akan berpindah tempat, hahahahahaha.....politik lucu-lucu yah'

'guru honor apa lagi, kalo sudah tak mengikuti pemimpin jangan harap usiamu disekolah akan panjnag' walaupun masih ada sedikit yang legowo menerima perbedaan.


tak ada doa panjang umur untuk pemimpin yang seenaknya main serobot, memindahtempatkan orang tanpa melihatkualitasnya.


tantangan terbesar bagi sekolah demokrasi jeneponto untuk melakukan pendidikan politik.yang pasti sipakainga', sipakatau,saat ini tak ada dipilkadanya jeneponto ces.pikiran manusia modern sudah terjangkiti, mo kerja kalo ada uang, hahahahaha....


politik lucu-lucu!!!
para calon kandidat saling berangkulan dimeja makan hotel malam ini
para peluncur saling menyerang ide pemenangan
para pengikut kandidat site'ba'-te'ba (baku tikam) karena posko pemengan bertetangga.
jadi kenapami???

.:susah ces kalo uang dan orang sudah bicara:.