Saturday, December 29, 2007

Met TahuN Baru

selamat tahun baru semuanya........
semoga tahun depan bisa lebih baik lagi yah...:)

seorang sahabat mengirimkanku pesan singkat

NoliMited said:
Jika Tiap peristiwa puNya Momen
Maka Tutup Tahun AdaLah MomeNtum Untuk
Start be Doing
Start Be Change
Start a better.
Keep Health, Spirit n Smile!
happy New Year & New 4 ALL ;)

harapan dan impian menjadi nyata
jika ada keinginan, do'a dan terpenting Usaha

Jaga Badan Biar Tap bisa Melawan N suBversif Kamerad
^_^

Harapan Baru yang Lebih baik...

Aura duaRibu Tujuh segera berakhir. kini penghujung Januari duaribu Delapan segera tiba. apa yah...hmhmhm menjemput impian atau sekedar bermimpi? akh terlalu banyak hal yang mesti dikelarkan. kedepat harapan yang lebih baik so pastimi toh itu yang diharapkan (bede').

seorang teman bertanya "apa harapanmu tahun depan". lagilagi profesi baru menjelang. pengangguran. kini data di BPS akan bertambah lagi. tapi...semuanya akan berakhir kog.
kemarin pas cepeenes yang diplesetkan sama seorang teman yang katanya sangat idealis dengan kata CPNS. dia bilang Calon Pegawai Negeri Sinting. dia tanya lewat esemes 'cia nda mendaftarki cepeenes?_(seperti plesetannya itu).
"tidak sista.. jurusan sastra inggris murni ga ada,yang ada hanya sastra inggris untuk posisi guru". dalam hatiku senang sekali ga ada formasi SI murni. kalopun itu ada aku juga ga mau daftar. sapa juga yang mau bertemu dengan kertaskertas dan meja (pedeku lulus ding, hehehe)akhirnya kuputuskan ambil akta empat. yah...itungitung transfer ilmulah:).

alhamdulillah sekarang walau belum punya sim ngajar (akta4, red) tapi sudah banyak sekolah yang tawari ngajar english. entahlah sekarang dikampungku lagi smangat2nya mau blajar inggris2 gitu deuh...:) tapi, belum kesampean coz aku maunya ngajar dipedalaman gitu.tapi, ibu kepseknya bilang ntar kalo semester baru jalan, baru bisa ngajar. ukh...gimana yah rasanya ngajar. dumba2ka kaue...heehhehe :)

mudah2an semuanya lancar deuh...
chayoo...cia :)

Thursday, December 27, 2007

Hujan berlabuh, desember...

semalam pas pulang dari rumah yati, abis wisata kuliner. Pulangnya...entah karena kekenyangan atau keberatan, ban mobil indira harus kempis. Dia dan rury segera menaiki becak dan mencari tempat tubeless. Yah...harus molor lagi ketemuan dengan k’surahmat. Maap yah ka’ ^_^. Pas pulang, kebenaran banget indi mau jenguk adenya dipesantren jadi nebeng lagi deuh...hehe. jalanan sepanjang urip dan tamalanrea bolong-bolong, terang saja mobilnya indy sampe berselimut lumpur. Mana lagi macet yang luar biasa. ‘kayak jakartami di’” ucap cely yang asing mendengrakan lagu. “ada yang tahu kenapa Jakarta banjir” tanya uly yang sebentar lagi mau turun di dirgantara. “karena hujan toh!” ucap rury. “ah...salah” ‘apaji pale jawabannya” tanyaku. ‘jakarta banjir karena banyak gedung pencakar langit, trus tanahnya ga sanggup menahan beratnya tumpukan semennya” . uly...uly....” trus nanti Makassar akan seperti itu juga makanya, itu air marah...karena tempatnya mengalir ada yang ambil tawwa di’, lanjutku.

Nah pas sampe di kios, k’ hamzar berucap “wadoh...barubaru pulang” . tanpa disebut namanya sapa yang pulang, aku dah ngerti pasti aku telat lagi. Ukh...’datang besok pagi jam tujuh yah”

Begitu beratinya waktu, sampai pagi ini, kupikir pukul 7.30 emang dah telat banget. Tapi mau diapami, jam delapan tengtong nyampe dikios. Yang kutemui hanya k’ita yang lagi nyuci pakaian. Pas kutanya mana k’hamzar “adaji tadi diluar’. Daripada bengong mending menulis saja.eh...nda lama kemudian, k’ hamzar datang ‘waduh...telat lagi deh...”. mataku melotot kayak mau keluar saja. Wah...seterlambat ituka’ kah kodong...ihk..ihk...”tadi k’kasman ada, tapi pergi lagi, trus k’surahmat jam sepuluh baru datang”. “untuk membayar keterlambatanmu, nunggu aja”. Iya deh...aku nunggu...tapi ga pake lama yah...:)

Empat hari sudah aku di Makassar. Hujan tak henti-hentinya mengguyur Makassar. Namun, hari ini matahari kembali memuncratkan cahayanya. Banyak yang mencarinya. Temanteman dipondokaku sekarang sedang bahagia, bau apek tak lagi mewarnai pakaiannya, tak ayal lagi nyuci missal dilaksankan. Atau wisudawan dan wati yang tersenyum manis karena bedak diwajahnya tak luntur di sisir hujan pagi ini. Selamat buat k’rahman, k’ oci dan k’uni atas wisudahannya menamatkan studi S2 di unhas. Semoga padu padan ilmu bermanfaat bagi rakyat.:)

Mengapa harus kami...

Tiga tahun aku berusaha melembutkan hatinya. Aku berusaha membuatnya yakin bahwa aku tak akan mengecewakannya. Ia bukan perempuan yang seperti biasanya. Entahlah, aku juga tak tahu alasan apa yang membuatku begitu ingin memilikinya. Tas ransel tak ketinggalan. Celana jeans hitam lengkap dengan kaos oblong adalah cirri khasnya. Suatu hari aku bertanya “kenapa gayamu kayak laki-laki, sayang”. Dengan cueknya ia menjawab “yah, sudah kalo merasa keruk makan jeruk kita putus saja”. Setiap aku bertanya tentang gayanya yang cuek, ia selalu mengeluarkan kata-kata pamungkasnya “kita putus”. Ketakutanku bertambah ketika aku tahu kalau dia tak seagama denganku. Masalahnya bukan pada kami berdua tapi orangtua kami yang mempermasalahkannya. Aku bingung mengapa keyakinan selalu bermasalah saat aku ingin memperjuangkan rasa. Ari pun tak keberatan ketika ia tahu kalo aku beda dalam hal peribadatan dengannya.
***
“sayang kamu dah makan?”
“iya, mang kenapa?”
“sayang aku mau setiap kali kamu esemes kamu juga panggil aku sayang”
“apa....sayang...ngga’ deh”
“mangnya kenapa sayang?”
“karena aku tak suka, mestikah setiap rasa ditunjukkan?. Aku sudah cukup dengan keadaanku. Kalau kamu mau trima, yah sudah hubungan ini kita lanjutkan, atau....”
“oke...oke...sayang tak usah kau lanjutkan”
Sudah lima tahun aku tinggal dikampung. Setelah lulus diploma aku kembali kekampung walaupun tempat kerjaku di kota tapi, aku berusaha mendekatkan diri sama ibu. Stroke yang ia derita semakin bertambah ketika aku menyatakan akan menikah dengan Ari.
‘nak, aku tak melarang kamu menikah dengan siapapun, namun jangan menikah dengan yang tak seagama” ucapnya dengan selang infuse menggantung di lengannya.
“tapi, bu...aku sangat menyayanginya?”
“nikah beda agama itu haram nak!”
“bu...aku tak bisa melupakannya. Tiga tahun aku berjuang untuk mendapatkannya. Hati sudah tertambat padanya”
“kalau kamu masih ngotot ingin menikah dengannya, aku ikhlas melepasmu”
Aku hanya tertunduk, lagi-lagi embun malam menetes dipipiku. Ada yang bilang aku terlalu cengeng untuk seorang lelaki. Itu juga alasanku mengapa aku sangan suka dengan Ari. Perempuan tomboy yang sudah kukenal lima tahun silam. Ia bukan hanya menggatikan sosok ayah yang pergi, juga menjadi pendamping hidup. Kau boleh saja menertawai sikapku. Namun, cintaku pada Ari akan tetap kuperjuangkan.
***
Kuberanikan diri untuk mengutarakan niat baik Wandy pada ayah. Kupikir ini waktu yang tepat. Ayah seperti biasa dengan secangkir kopi dan surat kabar yang sudah ia baca tadi pagi. Ibu masih sibuk didapur. Teras menjadi pilihan tepat kami bercengkrama.
“besok Wandi akan melamarku ayah...”
‘Wandi pacar kamu itu?”
“iya yah...”
“tidak boleh...” lalu ayah berpaling tanpa ingin melihat mukaku
“tapi yah....kami saling mencintai”
“cinta...cinta...makan itu cinta. Apa kamu lupa. Kakek dan nenekmu menikah atas nama cinta, tapi perbedaan keyakinan telah memisahkan mereka. Ayah harus terlunta-lunta. Tak tentu arah. Karena tak ada sanak yang mau menerima. Dan sekarang kamu akan mengulang kisah itu...” masih tak melihatku dibalik surat kabar.
“ayah...tapi kami...” aku tak mampu melanjutkan kalimatku.
“jika cinta yang kau banggakan, ayah tak tahu, dulu akau dan ibumu tak saling mencinta. Tapi, lama-lama kebersamaan yang membuat kami mampu bertahan sampai kau dan adikmu lahir. Lebih baik kau putuskan saja dia. Kalu kamu masih ngotot ingin bersamanya. Pergilah dan jangan pernah kembali” ayah telah berlalu. Secangkir kopi sore ini tak ia sempat ia seruput.
aku melangkah menuju kamarku. Ibu, pasti tahu apa yang aku rasa saat ini. Ia yang paling mengerti keadaanku.
‘nak...kamu harus brfikir ulang,apa yang ayahmu katakana itu benar” ibu bersuara dari dapur.
Kini kamar menjadi pilihan tepat bagiku.
“say...ayah tak menginkan kita bersatu”
“sabar yah sayang...suatu saat nanti kita akan bersama”
“trus ibumu bagaimana?, apa ia sudah mau menerimaku?”
“aku sudah meminta restu pada ibu, tapi...hasilnya sama denganmu sayang”
“sayang...kita memang tak pantas bersatu, terlalu banyak halangan yang kita harus lewati. Aku tak ingin meninggalkan orangtuaku. Pun, pasti kamu juga begitu bukan?”
“aku paham sayang, tapi...mestikah rasa yang harus kita hujat?”
“aku bangga telah mengenalmu. Mudah-mudahan esok kita bisa dipertemukan sayang”
“iya sayang...Tuhan kita sudah berjanji jika kita tak bertemu didunia, kita akan bertemu disurga”
“aku akan menanti”
***
Kami sepakat untuk Tak menikah sampai maut memisahkan kami. Aku tak mampu mencari yang lain. Bagiku Ari adalah sosok perempuan yang tak tergantikan. (aku pinjam kisahmu sobat:)

Saturday, November 10, 2007

.:Jaga Dan Sayangi:.

Kali iNi, Ketika Engkau memBuka JeNdela blogQ,

ada yaNg Bertanya "Apa HarapanMu saat ini?"

Aku Menjawab "Tuhan ToloNg Jaga Dan SaYangi oRang yang memBaca isi blog ini Agar ia

bisa Datang dan beRkunjung Lagi " ^_^

.: Selamat Berulang Tanggal dan Bulan :.

Benarkah yang dirayakan adalah ulang tahun? padahal yang berulang hanya tanggal dan bulan kelahiran saja kan?
wah gawat juga tuh kalo sudah tersebar kalo ada lagu dengan lirik
"SLAMAT ULANG TAHUN
SLAMAT ULANG TAHUN
SLAMAT ULANG TAHUN
SMOGA PANJANG UMUR"

Namun, sudah menjadi milik umum kalo setiap kali tanggal dan bulan kelahiran datang pastilah menjadi moment tersendiri bagi seyang punya untuk patut bersyukur karena masih diberi waktu untuk menikmati hidup.

sebagai tanda kebesaran aku juga mau ngucapin buat Saudari sRi Indira Handayani selamat berulang tanggal dan bulan hari ini yah (101007). semoga apa yang dicitacitakan bisa tercapai, dengan berbekal semangat, usaha dan doa (pastinya)

(makasi traktirannya yah
seringsering saja) hehehehe ^_^

:: Esok, dunia baru Menjemput ::

Apakabarmu malam ini dunia?
Ups jangan dunia, aku akan bertanya kepadamu.
yah kamu...apa kabarmu hari ini?
jangan terlalu larut dalam hening sampai lengkung wajahmu kini mulai nampak.
aku tahu malam ini kamu sangat bahagia.
yah bahagia. masih bisa bersama dalam peraduannya.
tapi, mungkin besok tidak lagi.
kau boleh memintanya untuk kembali pulang.
ada yang haus, ada yang merindu, adapula yang ingin membenamkanmu sampai kau tak lagi diharapkannya.

kau bertanya "mengapa mesti begitu?"
bukankah hal itu yang kau harapkan? kau bisa saja mengelak untuk tak lagi kembali. tau mungkin berpuluh alasan yang tak mampu kau pertanggungjawabkan.
mestinya tak begitu "pintamu sekali lagi.

yah malam itu. malam itu. apa kau tak mengingatnya? atau kau sudah lupa bahwa tak selamanya hitam itu malam bukan?
akh...kamu selalu saja begitu.
kau terbenam dalam lumpur egomu.
kau masih saja menari diatas kesenanganmu. sememntara aku, tak lagi pernah peduli, toh kamu sudah muak dengan semuanya bukan?

tak perlu kata maaf kau ucap.
saat ini "maaf" hanya label untuk menyingkirkan sedikit sisa amarah
Bahkan kau mungkin tak pernah tahu bahwa, aku masih menari bersama angan yang telah ku bangun. Harusnya kau tak seperti itu.
lagilagi, aku menuntut. menuntut untuk berubah.
Padahal aku tahu, bahkan sangat tahu. Bahwa merubahmu, sama halnya dengan membuat cerminan diriku bukan???

Ternyata kamu sadar?" tanyamu lagi

Kita harus samasama sadar" itu mauku.
Sadar bahwa kau bukan aku,dan aku tak ingin sepertimu.
Tapi, sudahlah...kau titi jalanmu sendiri tanpa harus merusak semuanya bukan???

Kini, malam semakin beruban, tapi aku akan kembali_entah kapan.
Karena
Esok, dunia baru menjemput.:)

Friday, November 9, 2007

:: Selamat Datang Makassar ::)

"Selamat datang wahai perempuan" sapanya

"terimakasihku"

wah...akhirnya setelah bersua dengan aroma kampung selama Kuranglebih sebulan lamanya banayk hal yang terlewati di kota makassar. akh....makassar terlalu banyak menyimpan kisah.

seminggu yang lalu seperti dapat aba-aba dering telepongenggamku berbunyi tak hentinya dan pertanyaan kesayangan yang muncul dari sipenelpon adalah "cia,,, kapan kamu ke makassar"
"ha...makassar, entahlah...kapan lagi aku kembali'

atar nama berbakti kepada orangtua
Kampung akan menjadi tempat menetapku (Mungkin iya juga tidak)
ato..."kamu sibuk apa sekarang???"
sibuk??aku tak sibuk apa-apa
hanya saja seperti orangtua yang lain, jika tak ada alasan menarik untuk meninggalkan kampung tercinta maka kota tak akan pernah kaki ini menginjak tanahnya lagi

(: HaRu Biru :)
ajaklah ia jalanjalan. mungkin baru tururn gunung
hehehehe, turun gunung katamu, dijeneponto jarang gunung
kamu hanya akan melihat tanah-tanah tandus sekitar perjalananmu, tanahnya gersang, dan jika kemarau tiba tumpukan garam akan kamu lihat kilauannya layaknya berlian. kamu juga bisa pesan bubur garam , hehehehe

akh....kampung...kampung....
saya tertarik dengan tulisan seorang kawan
kalo tidak kelupaan kayak gini,

makassar adalah candu
pulang kampung yu...

ayo pulang kampung
tapi, jangan lamalama


::Get a fRiend ::)
pokoknya mis u alll deh
semuanya semuanya semuanya

Thursday, September 20, 2007

.:Selamat Datang Ramadhan:.

.:Selamat Datang Ramadhan:.
Ahlan Wasahlan ya Ramadhan ^_^
Seperti ramadhan sebelumnya ritual pulang kampong bagi anak kost sudah menjadi kewajiban. Seminggu sebelum puasa 5 hari seblum puasa saya pulang kampong. Orangtua yang sudah 7 tahun ditinggal merasa sepi, juga dengan selelsainya urusan di kampus. Pulang kampong salah satu stategi.

Beberapa teman pondokan ada juga yang pulang kampong. Demi menyambut bulan penuh magfirah ini, pondokan harus siap ditinggal sejenak untuk menikmati santap bersama orang-orang terkasih. Namun beda dengan Elly, Tina yang mengurungkan niatnya pulang kampung karena harus menyambut tamu bulanannya juga, istilah Tika ”Kodrat Alam”. Ina yang sudah terbiasa pertama sahur dipondokan tidak merasa perlu pulkam (pulang kampung), baginya berkumpul bersama teman-teman senasib di pondokan punya makna sendiri untuk melakukan ritual yang hanya bisa di nikmati sekali setahun, jika Allah masih memanjangkan usia kita. Waktunya pulang kampung. Tepatnya Sabtu, 8 september aku pulang kampung, sebelumnya harus keliling makassar dulu, temani Neneng bawa lamaran kerjanya, trus ke EX.goro liat-liat pameran buku yang katanya terbesar di Makassar bareng Elly ke sana, sampai tak sadar kalo ternyata kantong plastik kami harus penuh dengan buku-buku. Ludes deh isi dompet. Tapi tak apalah, ilmu gada habisnya kog. Pas lapar Rury esemes kalo acara wisudanya tu hari, alhamdulillah pas lapar ada rejeki, hehehe

Jalan Baru
Baru 2 bulan tidak pulang kampung secara berurutan, sudah terjadi perubahan dimana-mana. Jalanan masuk lorong rumahku sudah di pasangi paving block. ”itu proyek pemerintah” ucap ayah. Namun yang paling mengalami lonjakan adalah hampir disetiap rumah tetanggaku sudah punya roda dua (motor oi...). katanya tak sulit mendapatkan hanya dengan beberapa panjar ratusan ribu kita sudah bisa menikmatinya.

Teringat dengan seorang bapak yang mengomentari aspal baru yang kita lewati, menurutnya ” sekarang kita sudah tidak dijajah, tapi pembunuhan secara halus lewat perbaikan jalan akan membuat kita akan semakin cemat menuju maut”. Sambil menikmati angin yang berhembus lewat jendela mobil AVP merah yang kami tumpangi.

Bukan hanya itu, kecanggihan teknologi kini sudah merambah ke kampung-kampung, terutama t5elepon genggam dengan berbagai merek. Aku sempat tersentak ketika sepupuku menertawai tipe hanphone yang sudah hilang tombol on-off-nya, ”ini toh ganti-ganti lalomi itu hapemu, jeleknyami lagi, kesingnaji”.yap...memang hanya kesingnya yang cantik. Tapi bagiku telepon genggam hanya berfungsi agar tak hilang dari peredaran, begitu yang Neneng istilahkan. Hampir semua anak muda dan mudi sudah punya hanphone yang dilengkapi dengan empetiga dan kamera. Akh...iklan kau begitu menggoda. Nah kalo sudah gini mau di apami anak mudayya??

Perempuan dikampungku juga sudah pada putih kulitnya, tapi bukan putih alami seperti yang di miliki artis pesinetron yang sering terselip di layar kaca. Mereka pada berlomba memutihkan kulit wajah. Sampai-sampaiu putihnya sudah menjadi pink. Kata Tia yang sudah memutihkan wajahnya ”e...3 kaliji nu pake na putih mukanu. Tapi harusko hindari matahari supaya tidak terbakarki” komentarnya ketika kutanya tentang perubahan wajahnya.

Perempuanku ke Kota
Kampungku yang dulunya dipenuhi banyak gadis-gadis, sekarang sudah tak lagi. Banyak yang ”mengungsi” ke kota katanya untuk perbaikan nasib. Ada juga yang nikah muda, maksudnya lebih muda dari saya hehehe. Nah jadilah pas pulang kampung rumahku dikelilingi dengan pengantin baru. Maklum indonesia sudah punya 3 musim, selain musim hujan, kemarau, panen, juga musin nikah.(kalo ada yang mau nambah musim silahkan...!).

Salut juga sama gadis-gadis yang usia sekolah esempe yang tak ingin melanjutnya sekolah karena mereka bilang ”sekolah mahal”. Yah sudah daripada capek-capek buka buku trus ga masuk otak. Mending cari uang buat makan. Namun, ratarata diantara mereka juga ada yang sekolah tapi putus, karena kondisi ekonomi. Kalo mau dicerita nih, perempuan di kamungku itu usia esempe kelas satu sudah pada pintar masak-masak. Malah kalo musim nikahan ato acara besar, sudah menjadi hal biasa ada mereka dipanggil. Trus ibu-ibu hanya menata dan nimbrung makan, tapi ga semuaji tawwa ibu-ibu makan. Karena adaji juga yang masaka, alias kukus nasi pake kayu :-p.

Puasa di Kampung
Hari pertama puasa juga ga terlalu ku nikmati. Yah...biasa kodrat alam hehehe Jadinya untuk meramaikan makan sahur yah...nimbrung aja gitu. Hari pertama puasa, arus kegiatan sedikit berkurang. Anakanak esde sampe esemu pada libur sampai hari minggu. Trus hari seninnya mereka pesantren kilat. Para pedagang dan penjual ikan juga jadwal ngantornya di pasar yang biasanya pulang jam 10 harus di press lebih cepat sampe pukul 9. penyebabnya kurang pembeli. Jadinya nenekku yang juga penjual ikan hanya bisa berucap ”pacce paballia, appuasa tongi” (baca:kasihan...pembeli juga puasa).

Kurangnya pembeli hanya salah satu dampak, tapi tukang ojek dan penjualpenjual lain juga harus mengeluh. ”punna kammne penumpang, tanre paballi baju beru” (kalo penumpang minus begini, tak ada uang pembeli baju baru) ungkap Dg.Pali salah satu tetanggaku yang berprofesi tukang ojek.

Hari pertama ummat Muhammad berbondongbondong memenuhi rumahnya. Ceramah terdengar jelas sampai ke rumah yang jaraknya memang tidak terlalu jauh kurang lebih 50 meter. Dikampungku kelompok khalwatiah sangat banyak. Entahlah secara jelasnya saya juga ga tau aliran apa itu. Yang pasti kalo sudah shalat isya dan subuh ritual zikir pasti ada. Bukan hanya itu kalo shalat taraweh sampai tarweh 20. kan biasanya cuman taraweh delapanji toh. Makanya imam kampung yang menjadi penceramah pertama memberi tahu makna perbedaan ”jadi yang taraweh delapan pulangmaki dengan tidak menganggu yang lain, terutama kepada anakanakku yang masih kecil, jangki berteriak....”

Adeku yang bungsu berumur delapan tahun, setiap habis buka puasa bersama temansebayanya ke mesjid. Trus pulang lebih awal. Pas ku tanya” cepatna tawwa pulang”. Ia menjawab ”taraweh delapanja saya kaka”.

Sahur...sahur... (tek ketek; anggap bunyi pukulan, hihihi)
Sahur...sahur...(tek ketek)
Setiap jam 2 dini hari anak-anak muda dan kebanyakan anak kecil, membangunkan penduduk untuk bangun sahur. Alat alat yang mereka gunakan sederhana saja, dengan berbekal panji ibunya yang sudah bolong pantatnya, botol bekas minuman soda, sendok sebagai pemukulnya, dan tutup botol yang di ratakan, kalo di kampungku di sebut piceng, trus di paku di atas sebatang kayu sebesar ibu jadi, kayak yang biasa di pake para pengamen, ada juga yang bawa seng bekas trus di gebukin pake kayu juga.

Ammbaung ngase’maki angganre dannari (bangun semuamaki makan sahur)
Dengan menggunakan maik dari masjid, penjaga masjid akan membangunkan juga. Kalau sudah jam 3.30 acara seputar tanya jawab keislaman akan ditanyakan, bersama daeng bani dan pa ustadz.

Yah...begitulah seputar ramadhan di kampung selama seminggu penuh. Minggu siang berangkat menuju Makassar. Penumpang kini membludak ”kurang mobil, banyak yang turun ke jungpandang belanja” ungkap sopir pete-pete biru yang kutumpangi.
(Makassar nan Panas, tapi harus semangat yah...slmat berpuasa semoga hikmah dan ridhoNya bisa kita kulum bersama ;)

Monday, August 6, 2007

s p a s i

Setiap orang butuh spasi untuk saling merindu. kalimat ini selalu ada ketika ada diantara kami terllau lama berspasi hanya sekedar mengerjakan secuil pekerjaan dan meninggalkan mereka. aku kadang pula merindu walaupun sadar bahwa spasi yang kita buat terllau jauh sampai akhirnya spasi itu tak lagi terukur. namun, kini aku kembali untuk mendekatkan spasi yang tak terjangkau itu. aku sdar bahwa terlalu berspasi membuat hati-hati kita akan selalu menyemai hanya dengan berkata "apa kabrmu sahabat?".

nah, ketika spapsi itu telah terukir. kitapun akan sadar bahwa ternyata hati ini akan selalu merindukanmu. walaupun nyatanya saling berdegub kencang. sekekdar bergetar dan satu irama selama jantung masih setia memompa dan udara belum di privatisasi.

selamat datang dunia baru, kini hempasan peristiwa yang terspasi akan semakin awal melangkah menuju hari-hari lain dengan spasi, spasi baru untuk dunia yang baru bula. maka, tanpa sadar aku sangat tak ingin ada spasi. namun, spasi pun sangat kita butuhkan untuk benar-benar saling merindu kawan :)

Sunday, June 24, 2007

WarnaWarni

Karena beda adalah anugerah maka setiap dari kita patut bersyukur ketika beda itu menghampiri kita. Sebelum lahir atau paling tidak saat ibu mengidam, ia selalu mengharapkan anak-anaknya menjadi apa yang mereka harapkan, terbaik. Yap benar sekali. Maka jika ada yang tak sesuai dengan apa yang kita inginkan itupun tak salah, alias normalji. Beceloteh tentang hidup butuh waktu yang tak sedikit untuk mengungkapnya. Kadang kita akan menangis dan tertawa. Karena hidup bukan hanya dari dua sisi saja, atau istilahnya hitamputih. Tapi banyak warna lain yang bisa membuat kita menyatu. Bukankah pelangi bisa kita ninkmati keindahannya karena penuh warna? Sedangkan kita harusnya merasa iri dengan pelangi.

Kenapa juga ia bisa indah sedangkan kita tidak bisa menyamainya. Minimal kita bisa menggabungkan warna yang kita miliki tanpa harus menuntut, atau mengecat orang lain dengan warna yang kita miliki. Kenapa juga kita sibuk dengan warna orang sedang kita punya warna yang juga tak kalah cantiknya dengan warna mereka. Bukankah kita tak harus menjudge orang lain ketika kita berbeda paham dengannya?? Mari kita samasama berharap semoga apa yang kita inginkan sama dengan pelangi yang muncul saat hujan malu berlalu. Pernahkah kita bertanya sudah berapa kali kita menggunakan mata hanya untuk melihat bahwa kita lebih baik dari dia, atau aku lebih cantik, lebih bisa, lebih mampu dari kau?

Wah, sepertinya kita harus belajar menghitung lagi nih. Berapa karung tumpukan dosa yang kita hasilkan setiap detik sedangkan adakah kita pernah menghitungnya? Yah...palingpaling yang kita sebut hanya berapa kali aku menolongmu, atau seberapa baikkah aku trus kau akan balas apa?? Kita mungkin jarang menghitung amal buruk kita tapi setiap kali kita menyendiri yang terbersit dipikiran hanya sudah banyak kebaikanku padamu_mungkin!!!

aku mungkin hanya satu dari sekian banyak warna yang ada. Aku boleh saja mencela atatu menyanjung warnaku. Karena setiap orang bisa beda bukan?? Aku pun tak ingin kau sama dengan warnaku. Kubiarkan kau memilih jalanmu tapi ingat kebebasan butuh tanggungjawab sayang. Bukankah setiap dari kita selalu bermimpi menjadi yang terbaik?? Yah harapan itu mari kita sama sama hendak wujudkan. Kupikir kaupun bisa menjadi yang lebih baik tapi batasan bahwa kebaikan itu adalah bukan berarati menganggap diri kita jauh lebih baik dari mereka atau menganggap diri kita yang paling benar.

Menajalani setiap liku kehidupan tak perlu mengerutkan dahi berkalikali, sapai usia mengalahkan wajahmu. Tak perlu itu kau lakukan. Karena kita sudah di ciptakan olehNya untuk saling membantu satu dengan yang lain. Pakah kamu bisa hidup sendiri? Yah walaupun kau tak ingin bersamaku kau bisa kog mencari yang lebih baik, kupikir!! Hidup ini penuh dengan pilihan tinggal kita memilih dimana kita berada?? Tapi, kau disampingkupun salah satu jalan memilih. Tapi, lagilagi terserah kau mau memilih apa yang pasti tak samapi menyiksa dan menyesakkan dadamu, sekali lagi kucamkan padamu bahwa hidup ini indah kawan, tak perlu sedu sedan itu untuk bahagia. Kita bisa kog berbahagia kapan saja. Mengapa kita tak memikirkan panjang ketika bahagia sudah kita rebut?? Sementara ketika kita dirundung sedih, dunia kiamat saat ini.

Waduh, kiamat mah bisa datang kapan saja yang kita mau sayang. Tak perlu menantikannya! Kan, esok belum kiamat?? Sejak kecil kita pasti selalu bermimpi menjadi orang yang kaya, punya mobil, atau bisa membeli apa saja yang kita mau istilahnya apa yah? Yah seperti lagunya Oppi andaresta, anadai kujadi orang kaya! Tapi, pernahkah kita berharap andai kumenjadi orang yang bahagia? Kurasa ada juga yang memikirkannya tapi tak sedikit yang mengabaikannya. Aku masih percaya dengan Spongsbob bahwa teman adalah kekuatan. Kurasa kita harus iri dalam halhal pencapaian kebahagiaan. Mereka mampu bahagia. Kenapa kita tidak? Akupun harus bersykur hidup ditengahtengah kalian yang bisa menerimaku. Tapi kaupun boleh tak menyukaiku kapanpun kau mau karena itu hakmu.

Tapi, berfikirlah bahwa setiap dari kita hidup bersimbiosis mutualisme. Kita saling membutuhkan? Aku butuh kau, aku butuh dia, aku butuh mereka, aku butuh kalian, trus kau tak butuh diriku itu normal kog guys! Akupun skali lagi tak ingin memaksakan kehendakmu untuk bersamaku. Tapi, satu saat nanti ketika perpisahan itu datang mengahmpiri, jangan kau kenang aku dengan kebaikan yang pernah aku lakukan. Tapi, ingtlah aku saat kau tak lagi butuh teman untuk mendengar celotehanmu, atau kau mengingatku saat marahmu memuncak dan aku siap menjadi tempat landasmu, ups kayak pesawat ding!

Ketika kita berseteruh bukankah kita bisa berkomunikasi? Tanyakan padaku jika aku bersalah padamu, kalau kutahu itu menyakitkanmu maafkan sikapku, tapi kau tak boelh memendamnya karena batinmu kutakut tersiksa? Kau boleh mengucapkannya padku apapun yang tak kau sukai, tapi jangan kau rubah apa yang sudah menadi warnaku kawan! Skali lagi jangan ada beban atau perasaan tidak enakmu ketika warnawarni kita tercemari dengan warna lain.

Kau harus pandai memakai otakmu terserah mau pakai otak kanan otak kiri terserah kamulah. Yang pasti kau tak akan langsung membenciku sebelumsemuanya benarbenar terungkap. Akupun tak akan membencimu ketika masalahmu padaku kutahu karena aku masih yakin dan percaya bahwa kita membenci karena tidak mengerti. Trus, kau pun tak boleh menerima saja apa yang kukatakan usahakan kau mampu menggunakan otakmu pula untuk mencerna setiap bait kata yang kuucapkan karena aku takut kau hanya mengiyakan apa yang kukatakan sementara kau sebenarnya tak mengerti!! Ucapkan padaku dengan appaun yang kau inginkan. Lewat telpon, esemes, atau surat mungkin. Tapi, kau juga harus sedikit mengerti diriku karena aku tak mampu memenuhi permintaanmu terhadap warna yang sudah menjadi ciriku.

Karena semua orang tahu dan sudah mengenal warnaku. Aku sangat benci perpisahan tapi aku menikmati pertemuan ini bersamamu. Sungguh aku tak akan menyesal jika kau memusuhiku tapi aku tak ingin hal itu terjadi padaku sama yang kau rasa. Sudah saatnya kaupun menikmati kebebsanmu.namun, kembalilah saatkau tak legi mampu menerima warna setiap orang yang kau temui dan membuatmu kesakitan. Karena lagi-lagi kau membawa egomu untuk tetap menerima apa yang kau pikirkan.

Kawan, kadang memang apa yang kita lihat tak sesuai dengan apa yang kita pikirkan, tapi minimal aku taku dirimu sejak kau berada disni bersamaku.akh..rasanya terlalu banyak yang ingin kuungkapkan padamu. Tapi kurasa sudah cukup. Karena apa yang terungkap adalah sisi lain dariku. Aku hanya ingin, ingin dan ingin. Sekali lagi terserah kau akan tetap disini atau pergi mencari dunia lain yang bisa membuatmu bahagia. Tapi, aku selalu berharap kau, dia mereka, kalian tetap berada disampingku berangkulan bersama., karena kita semua butuh bahagia walau sekedar senyum itu cukup. Suatu malam aku bermimpi kehilangan kalian. Aku bersedih tak sedikitpun kau menoleh walau sekedar salam perpisahan. Aku semakin sering berfikir ketika akhir telah kutemui akankah kau masih ingin bersamaku walau hanya dalam ingatan?

Kurasa sangat sulit. Mari kita sam-sama bermimpi semoga kau, dia, mereka, kalian, kita masih tetap bersama dalam kondisi apapun. Seperti yang kubilangh diatas aku tak akan membenci selama aku tetap mengerti dirimu, tanpa harus merubah warna yang telah kau selipkan di dadamu, bersama angan, ingatan, jarak dan rindu. Kita terlanjur bersama dan berada dalam satu keluarga bahagia. Aku tak ingin kebahagiaan itu direbut oleh siapapun yang merasa tersaingin dengan kebahagiaan dan keceriaan yang sudah kita bangun bersama. Bahwa semuanya telah ditentukan olehNya terhadap seluruh pertemuan yang kita alami maka aku, kita dan kalian akan tetap berasam. Ini bukan sekedar mimpi. Karena kita yang menjalani dan selalu beraharap aku, kau, adalah satu dalam warnawarni. Aku suka warnaku,warnamu, kamu?

Sunday, May 27, 2007

Untukku,dia,kau

Hari ini sakit menggerayangi tubuhnya lagi. sakit skali, katanya. ia tak mampu menahan apa yang sejarang ia rasakan . ia ingin mengadu kepada yang terkasih. namun, ia memberitahuku aku tak melakukannya. ia takut. membebaninyainya. takut kewalahan dengan persoalan yang dianggap tak penting untuknya. sekali lagi ia bingung. lunglai tak berdaya. aku mendesak, kucoba menanyakan mengapa hal itu ia lakukan? ternyata ia taku.

Tak sedikit uang yang ia habiskan untuk mengobati sakitnya. ia tak ingin membebani semua orang, tak terkecuali diriku yang sekarang tak mampu melihatnya. aku mengajaknya kerumah sakit. tapi, ia takut penyakitnya bukan sembuh malah parah.sesekali ia mengerang kesakian. tangannya ia pakai untuk menekan rasa sakit itu. katanya, kematian sebentar lagi akan satang. ia tak mesti mempersiapkan apaapa. tapi, ia menyuruhku bersegera menyiapkan kain kafan . sesekali ia tersengall. nafasnya naik turun, desahnya. nafasnya semakin membuncah. kini kedua tangannya ia letakkan tepat ditonjolannya. ia mengeram sambil menutup kedua matanya. aku terdiam. itu lebih baik. ia masih keras kepala ketika kusodorkan semangkuk bubur dan segelas susu. ia bilang kematian kini lebih baik. tapi, ketika cacingnya tak lagi kompromi, seteguk air ia cicipi.

Aku tak bisa melupa. kenangan memang tak terpisahkan oleh ingatan dan waktu. aku tak bisa menggantikannya dengan siapa dan apapun. jika pun tuhan menyayanginya aku harus merelakannya. dia yang terbaikk, guruku, teman, sahabat, baik seorang humoris. jika, kau bersamanya, waktu tak akan melihat kepergiannya.

banyak ilmu yang ia berikan padaku. terutama tentang hidup. ia bilang kau boleh saja berfikir sesuatu itu benar, tapi kau jangan pernah menganggap bahwa kaulah yang paling benar. ia menceramahiku sesaat sebelum ia melakukannya. ia hanya menginginkan aku disampingnya. aku bahagia ketika ia menginginkannya. lamatlamat kulihat ia berkhotbah tanpa suara. mungkin ia berdoa. lama ia tak melakukan ritual itu. ia menggenggam tanganku. lama. semakin erat. tapi, ia tak lagi bisa terjaga.sebelumnya, ia memberiku pilihan untuk kurawat atau tetap bertahan walaupun kutahu ia sakit. ketergarannya tak lagi tergantikan. ia harus membiayai dirinya, ketika orangtuanya pergi, entah.

"sayang, jangan pernah bermalasmalasan, karena Ia tak suka dengan itu"

"bangkit dan bersemangatlah, jangan pernah memendam amarah"

matanya dikatupkan perlahan. lamatlamat kudengan. aku menuntunnya. namun, ia tak mau kalah dengan kefasihannya melantun.

sekali lagi aku menuntunnya. kugenggam tangannya semakin erat. dingin. kaku. pucat. ia tak lagi bernafas. sunyi.

kepadamusayang :)

Thursday, May 24, 2007

Sahabat :)

Bersahabat selamanya
Demikian yang kujanjikan
Bersama sampai akhir masa
Kita melakukan segalanya bersama
Kau adalah sahabatku

Kala aku bersedih,
Kau ada disampingku
Kala aku takut,
Kau merasakan ketakutanku
Kau adalah pendukung setiaku
Jika aku membutuhkanmu
Kau selalu ada

Kau adalah sahabat paling hebat
Kau selalu tahu apa yang haruh diucapkan
Kau buat segalanya tampak lebih baik

Sepanjang kita saling memiliki
Segalanya akan baik-baik saja

Setan Gundul

Dua hari ini kampung sunyi. Tak seperti biasa, ketika ayam sudah memasuki biliknya. Para pemuda berkumpul di depan rumah Dg. Beta sambil ngopi dan main gitar. Lagu yang lagi ngetren tak luput dari lantunan mereka. Bahkan tak sedikit pemuda yang selalu janjian dengan pacar mereka ketika malam minggu tiba. Atau beberapa pemuda sengaja meninggikan volume suaranya agar pujaan hati mendengar suara mereka. Warung kopi Dg Beta memang terkenal selain karena harganya yang tak meruntuhkan isi kantong plus gorengan dengan berbagai pilihan. Ada bakara goreng, pisang goreng, dan singkong goreng.
Tempatnya yang strategis memberi pelung kepada Dg. Beta untuk mengembangkan usahanya. Dengan modal seratus ribuan ia sudah mampu membiayai sekolah kedua anaknya. Anak sulungnya, Santi berusia 10 tahun. Tepatnya kelas 5 esde. Dan anak bungsunya, Sangkala berusia 7 tahun. Duduk di kelas 3 esde. Sebagai penjual gorengan Dg. Beta harus siap rugi. Karena tak sedikit pemuda yang bertandang ke warung kopinya dan nyelonong pergi atau (pura-pura) lupa membayar.
Bukan hanya pemuda yang sering kongko-kongko di warung itu. tapi dengan berbagai jenis profesi mulai dari mereka yang tanpa pakaian seragam sampai lengkap dengan mobil plat merah.
“Dg.Beta utangka lagi, maaf lagi bokek nih” ucap Jupri sambil berlalu.
“bayarki besok nah” balas Dg. Baso sambil mengaduk pesanan kopi yang lain. Dg.beta hanya bisa mengiyakan setiap pelanggannya ngebon. Apalagi kepada Jupe yang sudah bertahun-tahun tidak ada tempat berlindung. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Daripada kehilangan pelanggan, katanya. Pernah sekali waktu Dg.Beta kehabisan modal. Untuk membeli bahan mentah jualannya saja tidak ada. Pasalnya tanggal semakin menua. Dan para pemuda yang ngutang tak tahu diri itu tak bisa melunasi utangnya yang semakin hari-semakin menumpuk. Mereka tidak menyadari kalo kedua anak Dg.Beta yang masih sekolah. Ditambah lagi perlengkapan sekolah yang semakin mahal. Walaupun sekarang sudah ada dana BOS tapi itu tak bisa menanggung semua kenutuhan anak Dg.Beta. jadinya, salah satu cara mengatasi hanya kepada rentenir. Yang mesti dilunasi setiap hari, terganutng berapa banyak uang yang dipinjam.
* * *
Malam semakin pekat. Tapi tidak dengan kopi pahit Dg.Beta. Malam ini pelanggan lelaki bertubuh tambun itu semakin banyak. Tak biasanya, padahal malam ini bukan malam minggu. Wajah-wajah mereka sepertinya asing dimata dg.beta. sesekali didengarnya setan gundul. Dg. Beta asyik memperhatikan pria berkumis mengenakan jaket kulit hitam duduk persis disudut warung berukuran 10x15 itu. sama dengan warung kopi lazimnya di kampong. Beratapkan rumbia, dinding gamacca, dengan dua meja kayu panjang lengkap dengan empat buah kursi tanpa sandaran. Sangat alami dengan lantai tanah. Dan ketika musim hujan tiba Lumpur berserakan dimana-mana tapi tidak menurunkan selera pelanggannya untuk nimbrung walaupun sekedar mampir dan bertukar informasih seputaran kampung.
“jadi bagaimana pencarian kita komandan?” sela pria berjaket hitam itu
“iya, kita harus waspada terhadap serangan setan gundul. Kabarnya dia akan menyebrang ke Kampung Le’leng” makanya kita harus siap sedia di sini dulu. Sambil menikmati kopi buatan duda beranak dua itu.
Dg.beta semakin penasaran dengan cerita kedua pria. Ia heran dengan kisah setan gundul. Dalam pikirannya setan gundul dianggap sebagai orang yang bisa merubah wujud menjadi hantu yang menakut-nakuti manusia tanpa sehelai rambut dikepala. Sambil mengernyitkan dahi ia berfikir jangan-jangan apa yang ia lihat di layer kaca sehabis magrib sama. Gawat artinya kampong Le’leng akan kehadiran hantu dong.
Karena tak sanggup menerima apa yang dipikirkannya.
Ia pun bertanya “pa’ dari tadi mendengar setan gundul di sebut-sebut, apa ia sejenis setan yang akan menakut-nakuti warga?’ polos lelaki berusia setengah abad ini.
‘hahaha…bukan itu maksudnya pak” ledek pria yang diapnggil komandan itu.
‘jadi…setan gundul itu apa pak?” digoyangkannya kedua pundak Dg.Beta
“jadi bapak belum tahu yah ceritanya?”
“cerita apa pak?” tanyanya serius.
Begini ceritanya pak;
Dua hari yang lalu Kampung Kebo’ kemalingan. Dan rumah yang kemalingan itu semuanya orang terpandang. Mungkin bapak kenal dengan Tuan Guru Jarre, rumah kepala desanya juga kebobolan empat ekor kuda digiring, trus rumah Haji Suleman semalam kemalingan juga. Nah, terdengar kabar kampong le’leng juga menjadi incaran setan gundul itu.”jelas pria berjaket hitam itu.
“oooo jadi setan gundul itu perampok yah pak?” lanjut Dg.Beta
“betul Dg.beta…”
“apa bapak-bapak ini sudah mengetahui orangnya?”sambil mendekati duduk disamping kedua polisi dengan pakaian premannya.
“sejauh ini korban belum ada yang tahu. Dari keterangan mereka menjelaskan kalau lelapnya tidur membuat mereka tak sadarkan diri. Apalagi sekarang musim hujan jadinya harus waspada” lanjut sang komandan.
“lalu apa yang akan bapak-bapak ini lakukan selanjutnya”
“kami akan berjaga-jaga sampai semuanya terungkap” ucap pria berkumis itu
“tapi sepertinya perampok itu sangat lihai pak yah, pasalnya mereka yang dirampok adalah orang yang mampu. Atau mungkin ini sengaja dilakukan setan gundul untuk menjerat orang kaya itu untuk selalu ingat berderma” cerewet Dg.Beta
“entahlah pak, yang pasti Kampung le’leng tidak boleh mengalami hal sama” harap komandan
“lagian kalo di pikir-pikir setan gundul itu tak akan ke kampung kami, karena tak ada seorangpun yang kaya. Yang ada hanya ketidak mampuan. Sungguh malang nasib kami ketika setan gundul itu memilih Kampung Le’leng jadi sasaran” lanjut pria beruban ini
“mudah-mudahan tulisan yang terpampang di Koran itu salah besar Dg.beta” sambil menyodorkan Koran harian daerah dan keduanya berlalu setelah membayar.
* * *
Pagi buta seperti biasa Dg Beta membuka warkopnya. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan bungkusan hitam tepat didepan pintu warungnya. Tadinya, Ia takut membuka bungkusan berbentuk persegi panjang. Kalau-kalau bom seperti yang terjadi dimana-mana. Ia sempat berfikir jangan-jangan barang itu salah alamat. Ia memberanikan diri membuka bungkusan hitam itu. dan…masyaallah”ucapnya. Didapatinya uang seratusan ribu setebaal batu bata. Dibukanya dengan gemetaran. Ia mendapati secarik kertas bertuliskan:
Dg. Beta maaf beberapa hari ini aku tak muncul. Aku sadar apa yang kulakukan bagi sebagian orang itu salah. Tapi, bagiku apa yang kuperbuat kuyakini benar. Uang ini mungkin tak sebanding dengan pengorbanan Dg.Beta selama beberapa tahun. Utangku sudah bertumpuk. Anadi uatang itu berbunga mungkin anak cucuku pun akan terbebani dengan utang itu. aku merasa mesti membalas. Anggap saja ini utang budiku. Apa yang ada ditangan dg. Beta ini adalah hasiol kerja kerasku selama sepekan. aku merampas hak kita terhadap oaring kaya sombong itu. aku tak peduli kalaupun harus mati saat ini. Tapi aku tak sanggup hidup dalam kemiskinan terus-menerus. Mungkin Dg.Beta akan mengadukanku ke polisi. Tapi, kuharap uang yang ada ditangan Dg.beta sekarang bisa menghidupi keluarga Dg.Beta dan sekolah santi dan sangkala yang sangat mencekik leher. Trimakasih semuanya. Yang menganggapmu ayah. Jupri.

Dilipatnya kertas itu. tak terasa dua tetes bening hangat merembes di pipinya. Bungkusan itupun ia masukkan dilemari pakaian yang sudah keropos dilahap oleh rayap.
“assalamu alaikum Dg.beta, cepakki kopi dua” dengan nafas ngos-ngosan Haji Suleman memesan.
“waalaikum salam, kenapaki pa’ haji. Poso sekaliki kuliat” tanya Dg.Beta
“syukurma Dg. Beta, setan gundul sudah didapat, dan ia mendapat balasan setimpal” dengan nafas naik turun yang cepat
“makhsudnya?” lanjut Dg.Beta
“ternyata…perampok yang selama ini dicari-cari sekampungtaji pale, I Jupri. Anak tanpa ayah itu. Yang tinggal di kolong jembatan. Tidak kusangkana begitu deh, nah mayatnya juga ada sana kayak bunuh diri. Kalo pernahki liat filmG30 S PKI begitui. Jupri kayak Harakiri”
“akh…apa lagi itu Harakiri pa aji”
“itu yang bunuh diri sambil menyobek perut sendiri”
“minummaki pale itu kopi nda usahmi dibayar” sambil menunjuk kopi yang dinikmatihaji suleman
Dengan sekuat tenaga Dg.Beta berlari menuju jembatan. Diucapnya nama Jupri berulang-ulang sambil menggeleng kepala.

Wednesday, April 25, 2007

senyum dan menulis

setiap orang selalu di jangkiri masalah
sama dengan kau, aku juga begitu
tapi tak perlu membebani diri untuk menanggung beban itu
aku hanya butuh menulis dan tersenyum untuk hal itu

"setiap orang punya cara menyelesaikan masalahnya masingmasing, yah...salah satunya dengan menulis dan tersenyum"

"emangnya tega nian melihat dunia ikutan sedih garagara cemberut apa"

"saatnya membuka diri dan berbagi"

usia

Matahariceria

Seperti suatu kewajiban. Ketika sesorang bertambah usia. Atau sekedar meninggalkan penggalan masa lalu. Maka gayung akan diingat untuk air. Yap…pagi ini kau siarmi aku kebahagiaan. Tak terasa air ini ruah membasahi setiap liniku. Tapi, aku tak perlu marah karena katanya aku harus menerima setiap apapun yang kau katakana dan lakukan. Tapi tak harus merubahku bukan?. Atau sekedar mendapat cipika cipiki, telpon tengah malam, atau paling tidak sebatas pesan singkat saja.
Paling tidak matahariku kini masih dan akan menghangati tubuhmu. Dengan riang dan senyumnya. Guyuranmu adalah terimakasihku. “selamt ulang tahun matahariku “ sorakmu kompak ketika aku menguliti pakaianku karena guyuran.
Terimakasihku, I miss and luv u 

Ketika 22tahunmengitaricakrawala

Aku (Tak) Akan benci Lelaki

Lelaki di tiap episode

Ia kini pergi entah ke bumi mana. Ia menabur benih di lahan mana aku tak inin tahu ia kemana. Sementara aku menanti uluran tangannya ketika sang jabang memanggil ayahnya

***
Ia tersentak ketika aku dengan lelakiku bercumbu di balik tirai dedaunan yang mulai menguning. Aku tak kuasa menahannya setelah ia menikam lelakiku dengan badiknya

***
Tak habis fikirlah aku. Mengapa cemburu masih menghantuinya. Sememtara palu siding telah di ketuk. Namun, amplop masih saja setia ketika wajahku tersiram air bening keras

***
Hamper setiap saat kau membisikkan ‘aku tak sanggup hidup tanpamu’ ucapmu malam sebelum selaputku kau sobeki. Dan kedua malam itu menjadi saksi bahwa kau tak sanggup menderai rindumu padaku. ‘maaf aku tak butuh dirimu” jawabku malam itu juga. Kulihat bening matamu mulai pecah tersayat bulu hitam temaram_kantukmu. Kau tak bias mengapitku lagi karena denganbelati karatmu kau gorok dagingku dalam tungku yang sematkan di balik fentilasi dadamu.

***
Kau, dengan kedua tangan selalu meminta. Ibumu selalu kau perah. Sememtara anak dalam perutku sengaja kau abai_berlalu. Kemarin kau memintaku membunuh. “biadab” balasku saat malam di sisiri hujan gemuruh. Ingatkan aku yang tak pernah bias mengikuti setiap mimpi yang kau sematkan di laci imajimu.

***
Dengan cara apa aku membantumu. Doa-doa kini tak terbalskan lagi. Tuhan muak dengan kita_mungkin. Ketika senapan melemahkan betismu, sehari sebelum anak kita lahir. Kau harus mendekam tanpa dosa. Sayupsayup terdengan “Tuhan, mana adilmu”. Dan aku tahu suara itu taka sing bagiku. Sekali lagi kau berucap “ tak ada maaf bagi mereka yang memberi utang untuk bayiku”

Lelakiku
Karena aku, kau, kita dan mereka belajar beda
(“Aku benci perempuan”punyaya Andika Mappasomba, "tak perlu membencikami":)

Saturday, April 21, 2007

Ayah, jujurlah!

Untuk kesekian kalinya pak Dollar memimpin. Aku tak tahu harus bagaimana lagi. Uang yang kupinjam pekan lalu sama pak Rupiah tak lagi mampu kugunakan untuk bertahan hidup untuk dua pekan kedepan.tunggakan listrik belum ku bayar. Tagihan telepon sudah dua bulan menunggak dan satu bulan lagi telepon itu benar-benar dicabu, itu instruksi pemerintah yang kudengar di tape kuno yang setia menemani setiap malamku sambil menikmati kopi suguhan istriku. Kini aku harus menguras tenaga setiap pagi berpakaian rapih, tepatnya berlagak orang kantoran. Berlengan panjang lengkap dengan dasi dan sepatu fantopel mengkilap.

Semalam istriku menagih gaji bulanan. Aku tak tahu harus menjawab apa. Ia belum tahu, bahwa sudah dua bulan aku dipecat. Gajiku tak lagi mencukupi untuk biaya pengganjal perut anakku sisulung yang kini duduk di kelas dua esempe dan si bungsu yang baru duduk di esde kelas satu. Aku tak tahu bersikap jujur atau tetap melakukan aktivitasku seperti sedia kala. Berpakaian rapih setiap hari hanya membuatku tersiksa.

Aksi yang kugelar bersama sepuluh orang karyawan lainnya harus dipecat tanpa uang pesangon. Aku hanya pasrah dengan hal ini. Pak rupiah yang hanya tangan kanan pak Dollar harus nurus begitu saja. Tanpa harus mengetahui yang sebenarnya. Ia langsung memecat kami hanya karena gaji kami tak ditambah walaupun jam kerja kami lebih dari yang ditargetkan.

Kebingunganku hanya akan berakhir dengan dosa besar yang kini mendaging di dadaku. Istri yang setia menungguku. Menyuguhkan makan setiap hari. Menjaga anak-anakku. Harus kubohongi. Ia yang sudah limabelas tahun mendampingiku harus menerima semua ini. Tak lagi ada harap untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Aku harus jujur bahwa aku tak lagi berada diposisi yang didambanya. Sekarang aku hanya seorang pembual selama sebulan berfose layaknya seorang karyawan.

Satu malam istriku bertanya mengapa aku tak lagi pernah keluar kota. Membawa barang-barang import. Dan membawa boneka lucu buat anak-anak kami. Aku menyela bahwa posisiku sekarang sudah agak membaik. Setidaknya aku bisa bersama keluarga untuk lebih lama. Istriku tak melanjutkan karena ia selalu percaya padaku.
Aku harus mengungkapkan yang sebenarnya. ia harus tahu bahwa suaminya tak lagi seperti yang diinginkannya. Bahwa suaminya tak lagi akanmemnggapai impiannya. Bahwa anak-anak tak lagi kubahagiakan dengan boneka dan mainan dari penjuru kota yang terkenal. Aku harus mengatakan bahwa suaminya tak becus mengurusi keluarga. Bahwa suaminya bukanlah seorang yang bertanggungjawab.

Malam ini kuberanikan diri untuk bicara dengannya. Aku tahu ini sangat pahit. Namun hal ini mesti kulakukan. Aku tak ingin membuyarkan mimpi istriku. Walaupun pak Yen sudah memberiku sumbangan dana, yang kutahu itu butuh balasan. Ia adalan kepala cabang dislahsatu kota yang pernah kudatangi. Kontrak bisnisnya beberapa kali ku sepakati untuk perkembangan perusahaannya. Aku akui ia sangat baik, namun akupun harus menghadirkan program kerja pak Dollar yang membuat perusahaannya berhasil. Ia tahu aku yang menguasai sistem data di perusahaan tersebut. tapi, kusadari semuanya tak akan bertahan lam. Seberapa lamakah aku berbohong demi anak dan istriku tercinta.

Wajahnya nampak cerah. Seperti biasa ia selalu menunjukkan wajah cerianya padaku. Tak sekalipun ia menentangku. Ia adalah perempuan dambaab yang kutak salah pilih walaupun awalnya ayah memaksa untuk menikahinya. Aku sadar ini bukan hal buruk. Tapi, akhirnya kutahu ia sangat setia. Perlahan aku mulai bercerita. Kumulai dengan mengapa aku dipecat. Mengapa ku menentang keputusan Pak Dollar.mengapa aku melakukan aksi. Ada semburan hangat dipipinya. Aku kini membisu. Perlahan ia berucap “ aku tahu apa yang ayah lakukan itu demi sebuah keadilan.” “Tapi ada hal penting yang harus ayah mengerti…”ucapnya terpotong. “Aku tahu kau akan marah jika hal ini aku ucapkan” selaku. “bukan…bukan itu…sejak sebulan yang lalu aku sudah tahu hal ini, TV menayangkan aksi itu,dan ayah sangat jelas di layar itu. Aku tak marah dengan hal itu. Namun sangat saya sayangkan ketika ayah tak lagi Jujur padaku dan bertopeng seolah-olah aku akan senang dengan semua harta yang ayah berikan padaku. Sementara ayah menyiksa batin sendiri. Aku tahu ayah pasti akan jujur namun ini belum terlambat untuk sebuah kebenaran”.

Sahabat, 28 July 2006

RundupadamuHujan

Hujan
Kini ia hadir lagi. Hujatan akan hadir lagi baginya ketika beberapa orang merasa dirugikan padahal hujan sudah kompromi dengan mentari untuk turun siang ini. Hujan hanya bertugas menyirami apapun yang gersang. Samapi kering kerontang. Tapi, masih saja ada yang senang dengan kehadirannya. Saat ini hujan dengan jemarinya menyisiri setiap pepohonan, batuan, atap rumah. Dengarkan. Dan rasakan. Apalagi kalo hujan menari di atap rumah malam hari yang teringat pasti :selimut bukan?. Pandangi hujan lewat jendela. Liat petani yang tersenyum dengan kehadirannya. Tapi, hujan pun akan marah. Ketika tempatnya mengalir tibatiba tertutup. Ia akan mengamuk. Seperti yang terjadi di jakarta. Dan sebentar lagi mungkin makassar. Karena tempatnya bernaung. Kini sudah tergantikan dengan mall, pusat kebugaran, gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan. Maka jangan salahkan dia ketika hadir dan mengendap dimuka rumahmu. Mendengar doa pemborong didepan fakultas kedokteran unhas yang berusaha bertaruh denganku. Jika dibiarkan, bangunan itu akan segera rubuh karena adonannya akan kulelehkan.
_kamirindugemuruhmu_

Matahariku

Matahari
Siang ini ia tak hadir dengan baranya. Ia sempat menelponku semalam. Kalau pagi ini ia ganti posisi sejenak dengan hujan. Ia terlalu sering hadir. Samapi beberapa orang menghujatnya juga. Mereka bilang wah...panasnya bukan main. Makanya aku heran. Padahal anak pondokan sangat mengharap kehadiranku. ia memanti hangatku untuk mengeringkan ikan keringnya, pakaian kampus, atau ibuibu yang menjemur bayinya untuk mendapatkan vitamin Deku. Atau ada yang memakai namaku. Dan anakanak akan membuat lelucon bahwa ternyata makssar tak sepaas yang dibayangkan. Punya tiga matahari kog belum terbakar?, ia bilang satu dilangit sedang duanya ada di mall.
_saatmerekjujurdantepatijanji_

Perempuanku

Tanggal 21, kini usiaku semakin bertambah. Berpuluh tahun aku mengitari cakrawala. Mencari matahari yang setia memberiku hangat. mungkin tak lagi asing di telinga kita. Memori ingatan akan terpatri kepada sosok perempuan yang berasal dari keluarga berada. Harus patuh pada adapt dan perintah ayah. Ia tak mampu berbuat apaapa ketika sang ayah memerintahkan aku untuk tinggal di rumah.

Karena adat tak boleh dilanggar ketika usia sudah menanja remaja. Keresahan telah mengusik batinku ketika bibi Inah dengan setianya harus menunduk, duduk di lantai dan makan di tempat berbeda dengannya. Padahal tanpa disadari keberadaannya sampai bisa aku berfikir tentang kebenaran. Aku habiskan bersama seorang perempuan yang merawat dan melindunginya melebihi pengawal. Kegiatan keluar rumah harus kulewati hanya dengan bermain bersama Bi Inah . Karena kakaku harus menikah. Karena jika membantah orangtua apalagi ayah sama dengan mencoreng muka keluarga sendiri atau sekedar buah bibir masyarakat

Aku tak pernah mamilih untuk dilahirkan dalam keluarga yang memegang teguh adat. Masyarakat sekitarku harus tunduk terhadap perintah ayah. Tanpa sadar ternyata apa yang ayah lakukan katanya sematamata untuk diriku. Karena aku perempuan. Aku harus tunduk pada perintahnya. Pada status sosialku. Pada adapt yang mengungkung. Dia melarangku melanjutkan sekolah karena menganggap bahwa perempuan tak perlu sekolah lebih tinggi. Ia hanya harus melanjutkan pendidikan untuk masa depannya saja. Dengan kata lain tempatku hanya di ruang domestic semata. Aku tak sanggup mengahadapi ini. Diamdiam aku mencuri waktu. Selain belajar merajut, memasak, dan pekerjaan wajib perempuan. Tapi, hal itu kulakukan ketika ayah tak berada di rumah. Aku menulis surat kepada sahabatku yang kini sekolah di luar negeri. Untung, aku mencatat alamat mereka sehari sebelum kepergiannya. Seingatku beberapa hari yang lalu. Mr.Orwell masih mengajariku bagaimana bertatakrama, bagaimana bertindak, bagaimana berbicara, bagaimana berbahasa asing. Tapi aku tak ingin semuanya berakhir. Sakit hatiku untuk bisa sekolah lagi ku ungkapkan di kertas putih yang kugoresi pena emas dengan ujung bulu ayam terjuntai. Kemudian kukirim. Berharap kawankawanku bisa membalas dan memberiku semangat untuk bisa bertahan. Aku harus memberitahu kawankawanku bahwa aku tak sekolah karena adat yang membuatku seperti ini. Beberapa kali aku membujuk ayah unutk bisa sekolah. Tapi ayah hanya menjawab, malulah seorang gadis berumur keluar rumah tanpa seseorang yang dipercaya. Perempuan tak perlu sekolah tinggitinggi karena pada akhirnya ia hanya akan melayani suami. Aku kaget. Marah. Diam. Embun hangat mengalir deras.

Yang ku ingat bukan hanya diriku tapi. Perempuanperempuan yang kini haus akan belajar seperti diriku. Aku yang berpunya saja dilating sekolah bagaimana dengan yang tak berada?. Tembok beton yang membatasi rumahku, membuat aku tak mampu bergaul dengan anakanak seumujranku. Jangankan dengan sesame jenis. Apatah lagi dengan lain jenis. Ayah akan memarahiku jika hal itu ku lakukan. Sampai waktunya tepat aku hanya bisa berbuat sedikit. Bi inah ku suruh memanggil beberapa perempuan sebayaku untuk ku ajar membaca, berhitung dan sedikit keterampilan. Senanglah aku ketika kutemui beberapa orang yang benarbenar ingin belajar bersamamku. Walaupun awalnya mereka segan dan menunduk ketika aku ajaki mereka bicara. Aku memberitahu mereka untuk tak berbuat demikian. Karena tunduk akan merawat penindasan. Sedang aku tak ingin melihat mereka di tindas kecilkecil karena tak mampu tersenyum lebar. Maka ku pegangi dagu mereka agar wajah cerianya terlihat jelas.
Sebagai permulaan mereka ku minta berbicara dengan memperkenalkan diri. Aku menyimak segala ucapannya yang penuh semangat. Bahwa mereka ingin belajar. Sebagai awal aku harus memberi pengenalan abjad kepada mereka. Setelah itu beberapa hari selanjutnya kuperkenalkan angka. Agar mereka tak bosan pelajaran selingan ku isi dengan memasak, merajut dan menenenun. Sesekali mereka membawa bahan mentahnya setelah itu kami olah bersama. Sebulan sudah kami melakukannya. Peningkatan terus berlanjut. Untuk menghindarai ayah. Aku sarankan kepada mereka untuk lewat belakang saja. Dan untuk memperluas penyebaran ilmu. Ku sarankan pada mereka untuk membuat sekolah kecil kecilan agar mereka yang belum tahu bisa sedikit terisi. Kini surat surat berdatangan dari kawanku dari luar. Aku senang ketika beberapa diantara mereka merespon kegiatanku dan berkeinginan membantu. Terutama dalam hal financial.

Tapi jalan selalu lurus dan mulus. Ayah marah padaku. Ia menghukumku untuk tak keluar kamar selama dua minggu. Dan makanan hanya akan diantar sama Bi Inah. Aku tak mampu berbuat. Malah Bi Inah bilang ia hamper di pecat atas perbauatanku. Tapi aku tak kehabisan akal. Surat semakin gencar ku kirim. Dan hasilnya pemerintah Nederland sebagai ayah Mike mengirim surat pada ayah. Ia dalam suratnya menyanjungku dan salut terhadap sekolah kecil yang ku lakukan. Hal ini kuketahui ketika tanpa sepengatahuan ayah ku dengan pembicaraannya bersama ibu di ruang tamu, suatu malam.
Entah apa yang terjadi. Ayah masuk ke kamarku dan merespon kegiatan yang ku lakukan. Aku mendekapnya erat. Syukur tak lupa ku panjatkan. Tapi bukan ayah jika tak ada syarat. Ia memberiku syarat bahwa untuk mengembangkan kegiatanku itu harus punya pendamping. Tapi aku benarbenar tak mengerti. Mengapa jodoh ditentukan olehnya pula. Bukankah jodoh sma halnya mati dan rejeki, datang jika waktunya tiba? Dan kali ini aku benarbenar harus menerimanya. Demi diriku dan perempuanku. Aku tak tega melihat semangatnya yang pudar demi aku.

Pangeran yang di utus ayah kini tiba. Suroso namanya. Anak seorang bupati di Kota Samatara. Dengan ramah ku sambut dia. Aku tak bisa berkata apapa ketika ia memintaku untuk menjadi istrinyha. Sebelunya ia sudah mendengar keinginanku untuk mendirikan sekolah bukan hanya untuk perempuan tapi kepada mereka yang ingin sekolah. Dengan bantuan ayah Mike aku bisa mendirikan sekolah. Aku bertambah bahagia ketika Suamiku_Suroso_memberi kebebsan kepadaku untuk berbuat apasaja.”yang penting untuk rakyat” ucapnya setelah aku menjelaskan tentang keinginanku setelah kami resmi menikah.

Ia mendukung keinginanku. Tapi, harapannya untuk mengembangkan karirku tak pernah ia halangi. Dan kini aku hidup bersamanya dan mendapatkan seorang bayi mungil perempuan. Yang kuberi nama Kartini. Aku berharap perempuanku bisa mandiri tanpa harus dan pandai. Bukankah kodrat perempuan hanya sebatas haid, hamil, melahirkan dan menyusui. Sedang kelembutan dan tingkah laku hanya di bentujk dimana kita berada. Semoga esok perempuanku akan tetap ada untuk perjaungannya yang tak padam. Karena matahari selalu ada untuk kehangatan dan menerangi aku,kau, kita dan mereka.
_karenaperempuanpunyaherstory_

Thursday, April 12, 2007

Tahlilan di tepi danau unhas

semalam pulang dari kampus ga langsung pulang. entah mengapa ujung jilbabku selalu diterik oleh gambar che guevara di di rumah pelangi UKPM_entah. selama seminggu menjaga tante yang melahirkan bayi mungil perempuan yang di beri nama cantik "Fauziah Az-zahrah" (az-zahrah itu ideku, coz i salute for Fatimah Azzahrah:. jadinya terspasilah setiap laku dan segenap aktifitasku.

habis magrib ketemu Arnis di PKM. setelah beberapa menit di depan komputer menulis di terror.com (tempat maccala, cuap, isi kepala, marahmarahnya anak UKPM)tentang rinduku.
arnis kemudian memanggilku "cia sini sebentar" panggilnya di luar ruangan yang selalu berantakan dengan kertaskertas. sayapun keluar semabari menjabat tangan dan cipiki cipika.
"eh..ke pinggir danauki bede sebentar ada pengajian untuk k'rafly".
"ha.." kaget.
"emang k'rafly kapan meninggalnya?" tanyaku.
"katanya tiga hari yang lalu, "jawabnya.
'iya ntar habis sholat isya kita kw tepi danau yah, ada tahlilan di sana" lanjutnya
"yups..miscalka nah, say"lanjutku
"cey"

pukul setengah sembilan epat arnis miscal.kini kami bersama kw tepi danau. samapi di sepuaran danau unhas. tak ada seorangpun yang kukenali, arnis juga. yang ada akhwat dua orang lagi menikmati kerlip bintang. karena tak ada yang basa apalagi basi. kami berlalu. tepatnya di belakang GPA. sekelompok orang berkerumun, sambil menenteng lampu segi empat, beberapa akhwat memperbaiki posisi lilin. nah itu dia mereka. kami pun beranjak ke sana. dengan sedikit keberanian dan banyak kepercayaan diri kami menghampiri mereka.

sampai di sana ternyata mereka akan berpindah tempat. yang ada kami akhwat mesti berani melewati jembatan _bukanancol_ yang sudah reot dan sedikit saja kaki salah langkah akan menikmati dinginnya air.

samapi di tepi danau_yang terpencil itu_dekat mejid kampus. akhwat sibuk mencari tempat begitupula dengan ikhwannya. karena kelamaan berputar dan tak ada yang statergis. niatnya kembali ke tempt semula atau berada di bundaran gedung ipteks. tapi, percaya bahwa seriap kesusahan pasti ada kemudahan. baru sekitar tiga langkah akhi sujar mendapat koran_mungkin bekas orang tadi sore(karena selalu, setiap sore ada yang mancing, ato sekedar diskusi).

akhirnya, pengajian di langsungkan. selanjutnya pengajian di buka oleh ketua cabang makassar raya (k'hamzar), dan dilanjutkan oleh moderator(sujar). pengajian di sepakati di mulai dengan surah Al.Fatihah dan dilanjutkan dengan surah Yasin. dengan bantuan dua lampu kotak dan beberapa batang lilin menambah hikmatnya lanunan surah. beberapa akhwat ada yang meneteskan air mata saking khusuknya-atau mungkin mengingat k'rafli semasa hidupny sebagai sahabat, kakak, atau saudara.

tepat pukul sepuluh, pengajian berakhir.dan ditutup oleh ketua cabang kembali.

(tak terasa embun hangat menghiasi beberapa raut anak manusia yang mengingat...)
_semogamaldanibadahnyaditerimadisisisangKhalik_

SIANG NAN TERIK

makassar, setiap hari 2 bulan terakhir semakin terik. panas oi...bagi yang cinta kulitnya sediakan payung sebelum panas dan sediakan payung sebelum hujan. karena sare hari biasanya hujan menyisir dedaunan lagi.Tadi dapat kiriman langsat dari Palopo. teman sekamarku yang dapat kiriman. deuh...senangnya dapat rejeki lagi. tadi subuh baru saja tetangga kamarku dapat kiriman juga, langsat dan rambutan...wah...wah...wah....senangnymi anak musyafir dapat kiriman. "Harus siapsiap air, n antri nih" ucap neneng. pasalnya kebanyakan makan langsat katanya bikin ta kencing kencing???
jadi ingat kawan di UKPM, bang asad dengan kata pamungkasnya "langsat pengganti ion tubuh" entah darimana ia mendapatkan penemuan mutakhir itu. tadi, beberapa orang ku sms tapi, kaga ada yang datang jadinya...anak musafir menikmati rame-rameji hehehehe
sejam sudah di sini menekan tuts.abis dosen yang di tunggu ga datang datang entah mengapa dosen selalu saja datang terlambat. trus kalo mahasiswanya telah eh...bilangnya "tutup pintu dari luar" mestinya?
***
abis antar surat lamaran neneng (moga cepat kerja sayang yang supaya bisa di traktir, uk nyamnna makan apalagi GRATIS:)bareng elli yang katanya suratnya yang salah alamat i kembalikan. tapi, sampai detik ini belum datang datang juga.padahal isisnya penting buanget gitu, sertifikat and ijazah kakanya di Bontang.semoga cepat kembali yah mama(panggilan untuknya sama anakanak di pondokan:)
***
mba nuge yang manis, semoga lekas sembuh yang sayang..af1 tak menjengukmu. semoga kampung halaman bisa banyak menyembuhkanmu. karena setiap orang butuh rumah untuk kembali _pulang

Tuesday, April 3, 2007

Takut

air itu kini mengering. ia sudah menghilang dicuri oleh embun. kini kesejukannya dalam buai daun hijau_pudar. kini, ia sadar tanah telah lama menengadah_pilu. ia ingin berbagi dengan akar, tapi akar sudah mulai mubazir dengan air. kini, laut semakin menyusut, danau semakin mengikis, sedang sumur tak mampu lagi di pompa. sedang esok November belum juga datang. ia berharap air tak lagi mengamuk dalam buaian bunda. Takut, jabang bayi benarbenar kehilangan oksigennya tapi, ia harus tabah. air sudah memenuhi pekarangan dan lima meter dari papan rumah, bukan hancur tapi musnah. sudah...sudah...tak lagi ada kata untukmu. semua sudah jelas. bukan lagi harap yang ia tunggu tapi, buaian. Kini, tak paham lagi ia akan denyutmu. segurat hina ia pampang di dindingnya. tanpamu ia tak lagi bersemai. takut bunga akan layu sebelum kelopak muncul_menghiasi. akh...terlalu banyak untukmu, mana untukku.
_kuajakkauberbagi,060822

(bukan) retak

Hatinya ia gantung di tembok tepat disamping jam dinding
Kemari, ia letakka birahinya di meja biru tua
bersemi bersama genangan air kesengsaraan

Jelas tertulis dalam bingkai rindu
yang ia semai dalam buku dengan tinta spidol yang mulai
memerah dengan pijatan remot TV
Kini, ia sudah terkulai_lemas

gantungan kunci ia letakkan bersama bayangnya
tertidur di daun pintu dekat batu putih
yang ia rasa nyaman untuk mendekor diri

Ia memahat papannya, dengan pulpen
yang perlahan retak karena ia takut
kursi yang ia pinjam semalam
akan tertukar dengan batu nisan
_imaji,Agustus'06

Tuesday, March 27, 2007

Ketika Ia Mempertanyakan Niat Baik

Nabi berpesan sebaikbaik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain. Hal itu menjadi salahsatu rujukan kenapa kemudian banyak diantara kita yang berusaha berbuat yang"terbaik" bukan karena mengejar syurga ato neraka. malah pasangan yang membesarkanku pun selalu berpesan untuk tak segansegan membantu orang lain. belakangan jadi soal,hehe...walaupun kakek_orang tua yang terakhir kutemui_ berpesan jangan berbicara pada orang yang tidak dikenal.ato rumah pelang_oekapeem_yang bayak mengajariku tentang hidup, dan bagaimana belajar membela kaum mustadafin di hijau hitam.

satu hari seorang teman bertanya "kenapa aku sulit memaafkan, ikhlas?"

memafakan. kata ini sulit diungkapkan. namun jika kita terbiasa memafkan akan lebih baik jika memendam amarah. teringat juga dengan seorang kawan. bukankah kita pernah kanakkanak yang selalu lupa bahwa kita pernah bermusuhan? setelah itu kita akan mudah memafkan bukan?

ikhlas? tak ada yang bisa mengukur. hal ini persoalan garis lurus bersama sang pencipta. tak ada persentase yang bisa mengukurnya. maka biarkan kebaikan itu datang dan bantulah siapapun yang membutuhkanmu.

Inna Amalun Niat. segala sesuatu tergantung pada niat. ketika nait kita baik makahal ini akan memposotfkan pemikiran kita selanjutnya sebaliknya jika kita berfikiran negatif maka yah...elanjutnya terserah anda.

halini tak terpisahkan dengan niat, dan hatinurani. banyak yang bilang ikuti kata hatimu. Susanna Tamaro seorang sastrawan mengatakan bahwa "pergilah kemana hati membawamu"

selanjutnya. mari kita berbuat sebaikbaiknya tanpa mau mengingtat sebebrapa banyak kebaikan yang kita lakukan bukankah sudah ada yang mencatat perbuatan kita???