Monday, December 29, 2008

Kami belajar di Batummenteng

Semoga pohon kedamaian selalu menaungi, oiya sya mo cerita tentang pejalanan kami tadi ke Batummenteng(* batu yang berdiri).

Mata pelajaran bahasa inggris di kelas 3 berlangsung jam ke 5-6, artinya jam 10.30-12.00 siang. Minggu lalu saya mengajak anak2 untuk nyumbang ide, bagaimana kalo kita belajar diluar kelas. Dan mereka yang tinggal di Parangboddong memberi ide, bagaimana kalo kita ke Batummenteng bu’ “ucap salah satu dari mereka”. Dan anak2 yang lain mengiyakan. Saya assala pa’jokka ayomilah, hehehe…. Anak2 mungkin belum tahu yah kalo bu gurunya ini suka berpetualang, heheheeh….

Saya bilang, senin depan saya tunggu info lanjutnya, jadi ato nda. Dan kemarin pas pelajaran bahasa inggris saya hanya mengingatkan tentang perjalanan ke Batummenteng. Dan mereka serempak, kompak dengan penuh semangat 2008 “iya bu….jadi…jadi”. hanya bermodalkan semangat dan bahagia hari ini kami melakukan perjalanan. Tepatnya jam 10.30. tadinya anak2 mau kesana lebih awal. Alasannya semakin panas bu’. Kubilang sapa yang kasi ide, n sapa yang sepakati mereka hanya menjawab “kami bu…sambil tersenyum”.

Anak2 kelas 1 dan 2 juga mu ikut. Saya bilang, rajin sekolah dan jadimi anak kelas 3 baru bisa ikut. Deeeh…anak kelas 1 dan 2 liarnya luar biasa belum bisa di kontrol bela. Yang ada mereka nda kutaumi kemana rimbanya. Makanya kupilih kelas 3 karena mereka sudah banyak bisa bertanggungjawab dan mudah diatur.
Saya pamit dengan 2 oran guru cowok. Mereka mungkin kira saya dan anak2 lain akan pulang, tapi saya hanya bilang. “Kami akan melakukan wisata English pak”. Dan saya pamit sambil melambaikan tangan.

Terik tak menajdi masalah, lelah,,,tak terasa. Sesekali dari mereka mengeluh, tapi saya hanya bilang “sapa yang kasi ide tawwa, bertanggungjawab ini, denge’ memangi Nahwir”.
“Cudding dan Rosma bu” ucap sardina.
“dee….tapi musuka pasti nda belajar dalam kelas towh….”ucapku
” iya, bu’” mereka menjawab serentak
Deeeh….senang sekalika’ melakukan perjalanan dengan walking ji. Jagung2 masih semata kaki. Yang ada masih daunnyaji. Ada juga yang menanam ubi kayu. Tapi sekarang masih musim tanam jagung kuning. Emang dikampung ini terutama di Desa Bulusuka menanam jagung serentak begitupula dengan ubi dan sayur mayur. Makanya siswaku banyak yang absen karena harus bantu ortunya menanam dan membersihkan kebun yang hendak ditanami. Paling2 yang absen sakit dihitung jariji. Tapi, mereka sekarang sudah mulai hebat bercerita. Saya selalu pancing mereka untuk selalu jujur dan bercerita tentang kampungnya, maupun kebun2 yang mereka siami.

O iya, sebelumnya, pas baru sekitar 10 langkah dari rumah Kepsek yang notabene berseberangan dengan sekolah.Kepsek memanggi”oe…oe…latamaengasengko (kalian mau kemana semua?)…” untungnya batang hidungku cepat muncul “saya pak…sambil nunjuuk2 diriku” maksudku saya yang akan bertanggungjawab dan ini juga termasuk belajar, pikirku.

Nassami dipanggilpanggil, karena saya nda melapor dulu sama Kepsek baru melakukan travelling gicu deuh….seolah2 sekolah sendiri. Yah…banna’ banyak juga ga papalah.
Irna kusuruh beli permen aja. Daripada ga ada bekal. Sembari berjalan mereka juga tak lupa menulis apa yang mereka liat ato ada hal2 yang menarik mungkin. Konsepnya…bagiku yang penting mereka bisa bercerita bukan hanya bisa dinikmati dimulut tapi betul2 abadi dan mampu dibaca sampai cucunya juga. Yang ada kepentinganku juga lebih besar karena mereka kukail lagi untuk menulis, hehehe….mentong saya deeeeh….yang pastinya positifji. Tugasnya setelah mereka melakukan “BATUMMENTENG TRAVELLING” mereka mampu menulis perjalanan mulai dari awal persiapan sampai pulang.

Tau nda, sekarang gemuruh air yang mengalir dibebatuan masih terasa sejuknya, hangatnya, lembutnya. Pasir2 juga gitu, yang ada tadi saya menikmati sembari memanjakan kaki didatas pasir2 yang ada dikali. Dan bermain air. Semua anak2 pada basah, kecuali saya. Mereka tak berani menyiram, padahal yang saya tunggu kapan ada yang mengguyur inie….padahal mautonja itu beng basah tapi nda ada yang berani menyiram. Wahdah dan Negsi awalnya tidak mau basah, tapi Nahiruddin dan teman2nya yang lain menyiram tidak tanggung2. Saya juga bahagia melihat mereka. Tawanya, rileksnya muncul semua. Yang ada mereka sangat enjoy dengan belajar diluar kelas. Saya apalagi. Gerah kurasa mengajar dalam kelas terus. Kekurangannya disekolah itu tidak ada tempat yang kondusif dan agak luas untuk lesehan, kalo dikebun banyak tahi binatang dan manusia, juga agak jauh dari sekolah. Deh….”cia,jangan melakukannya, nanti kamu ditegur kepsek lagi” ucap hatiku

Padahal…malasku mamo itu saya ngajar dalam tembok deeh….penat dan membosankan…mudah2 setelah sarjana akta sekolah alternative dengan kawan2 demos bisa terwujud yah…
Mama juga tawarika ngajar English disekolahnya, tapi kubilang ngajar soremo nah…mama. Tapi nabilang…jadwal yang sudah ada 2 jam untuk kelas 6, deh….ngajar ditembok berlin lagi…ufh…….

Kami di Batummenteng sampai jam 12, tau nda anak2 tidak mo pulang. Maunya tinggal lagi dan mandi lebih lama. “saya yang bertanggungjawab bawa’ki kesini, dan pulang juga harus bersama, karena sekarang masih jadwal sekolah” saya mencoba menjelaskan pada mereka.
Alhamdulillah…tuh…kan mereka menurut lagi . Terik sekarang terganti mendung daaan…rintik pun menyisiri tubuh dan seluruh alam Bulusuka. Pada akhirnya saya juga basahji…^_*

Anak laki2 yang hadir hanya, Nahwir, Mardan, Iksan, Syamsudding N dan Syamsuddin S. yang lainnya pada sibuk dikebun. Mereka melempari mangga dikebun. “we…sapa kebun itu? Jangan makan kalo kalian tidak tahu sapa yang punya”. Sambil teriakteriak
“anunaji usman kelas 2 ini bu’. Nanti besok kami kasitau’ kalo kami ambil mangganya”.’ucap Rita
“ok janji yaah…” saya mencoba meyakinkan mereka
“ia bu” kompaknya.
Kami pulang melewati kebun2…tanahnya masih empuk dan lembut. Bayangkan maki itu anak2 berjejer melewati pematang dan berbaris seperti semut rapih…tanpa saling mendahului…ukh……gemesku kurasa…
“Besok kalian sekolah yah….”
tapi kesinikin lagi bu’ ucap Iksan.
“kalo gurunya mengijinkan datangmaki” ucapku
“yang pasti ibu tak mau tahu, gara2 baju basah dan mata pelajaran bu cia kalian tidak sekolah, okay?” lanjutku
“okay bu’” kompaknya
“besok kami juga ulangan harian matematika bu” ucap Sudarni
Minggu kedua Desember kami janjian akan mendaki gunung dan ke Batummenteng lagi.

BocahBocah Rindu Sekolah


Tadi sore, bersama bu lela, anti (sepupu) dan wati (ponakan) membersihkan sekolah rintisan PAUD NURSYAM. Wah…dalam waktu dekat PAUDku akan ada saingannya. Pas disamping gedung yang kami tempati akan dihuni PAUD yang dapat “pinjaman” dari bank dunia. Ancaman juga sih sebenarnya karena bocah-bocahku pasti akan lebih tertarik dengan ayunan, jangkit-jangkit, luncuran, bahkan mainan dibanding disekolahnya.

Tadi sore, satu ruangan sudah dibenahi untuk sekolah yang di carter selama 3 tahun itu. Selanjutnya entahlah. Saya dan bu lela sudah berkomitmen untuk tetap berjalan bahkan ditengah guncangan dunia perpolitikan yang sangat hot2nya ini. Dan menjadi tantangan lagi karena di kelurahanku menang SEJALAN artinya bagi PAUD ritisan yang sekompleks akan sulit lagi dapat bantuan dari Dinas pendidikan. Ukh…. Tapi, tadi sambil membersihkan saya bercerita dengan bu lela” sekolah ini satu saat akan besar, akan lebih baik dari tetangga kita”
“iye’
” lela pernah dengar “laskar pelangi???, mereka itu dimulai dari bersakit2tan mencari siswa sampai akhirnya sekarang Andrea Hirata sipenulis novelnya menjadi besar.
“iye, saya juga pernah liatji di tipi pas mo diluncurkan filmnya, itu gurunya selalu tersenyum” “itumi lela, salah satu yang menginspirasi saya menjadi guru adalah bu Mus, bu mus itu nama gurunya”. Bayangkan lagi lela, sejarah sekolah rintisan ini satu saat akan dihuni oleh bocah-bocah kita juga, deeh…..sambil tertawa bersama(hahaahahaahah).

Syukurka iya punya guru yang sevisi denganku. Minimal powerku bisa bertambah lagi. Atap seng yang sudah dibenahi kelas sebelah kami berinisiatif untuk memintanya sama pihak pengelolah, namanya H.Tola (ketuanya). Namun, dengan berbekal cerewet dan senyum, dia mengiyakan untuk membantu membelikan rang yang sama untuk menutupi jendela yang bocor. Satu saat ada yang harus mengambil gambar sekolah bocah-bocah. Sempat 10 tahun kemudian ada anak baik yang ingin menuliskannya.
2 minggu depan, saya seminar proposal. Semoga semuanya lancar. Yang kupikirkan sekarang adalah cepat selesai kuliahnya, trus melanjutkan perjuangan bersama bocah-bocah. Targetku hanya satu ingin merubah pikiran mereka menjadi lebih baik. Yaaah…bukankah hakekat pendidikan pada dasarnya adalah mencerdaskan??? Minimal mereka bisa baca tulis dan berbuat baik, nda bohong, nda korup, minimal juga mereka bisa ingat kalo ada sekolah yang benar-benar gratis yang diasuh oleh guru-guru muda bersemangat dan manis pula, heheehehehe….:)

Disekitar sekolahnya bocah, bunga2 sudah mulai menghilang. Entahlah…padahal beberapa hari ini hujan menyisiri jalan, rumput, seng, dan bumi. Tapi, bunga2 pada menghilang. Tadi juga lela sempat bilang, kasihan Putra (salah satu murid kami) yang setiap ke sekolah, ia selalu mecari bunga2 dan memamerkan pada kami. Bukan hanya itu, balasannya hanya ciuman di pipi kiri kanan atau jidat. Deeh…bayangkan kalo 10 kali menemui kami sambil menyodorkan bunga2. Ukh…mengingatnya, saya tak sabaran tuk bertemu dengan mereka. Tapi, apa boleh buat. Sang guru kini sibuk mengurusi masa depannya juga. Bu lela akan KKN selama 2 bulan. Artinya selama hampir 3 bulan anak-anak tak kedengaran nyanyinya, tak kedengaran tangisnya, tak kedengaran rengekannya untuk digendong, tak lagi berkelahi hanya memperebutkan air minum, akh…ingatan.
Bu hasni juga tak banyak yang diharap, karena ia baru semester 3, kuliahnya di YAPTI jurusan matematika. Dia juga sangat ikhlas dengan ngajarnya, Cuma ia terlalu baik untuk anak-anak. Suaranya tak bisa membludak seperti saya dan bu lela.
Kalo anak-anak sudah ribut, ia dengan lembutnya bilang”jangki ribut naaah”. Istilahnya injak semutpun mungkin semut ga kerasa kalo ada yang injak. Saking lembutnya. Cinta anak-anak so pastime iya. Deeeeh….jadi ibu sejuta anak. It is my dream .
Kembali ke masalah tantangan tadi, saya waswas, harap-harap cemas. Mudah2han senyum guru2nya mempengaruhi mereka untuk tap sekolah .
Kalo mo diliat positifnya ia, mereka bisa nebeng main, heheeheheh….:) tapi untuk menyerahkan murid2 itu ke tempat yang lebih baik kayaknya ngga dech ^_^
o…ia ini muka2 mereka:
Mulai dari yang gondolo, namanya rezki, yang pake baju biru itu namanya mantang, sekarang dia nda sekolah karena ikut ortunya ke Makassar mencari uang. Padahal seharusnya ia sudah kelas satu esde. Selanjutnya ada ana yang pake jilbab hitam, sebenarnya dia sudah kelas satu esde tapi masih mau main2 jadi ikut2mi juga, yang pake baju orange hitam itu namanya farhan, sejak kecil orangtuanya berpisah tanpa cerai. Makanya ia takut2 bermain dengan anak2 lain, kurang percaya diri begitu deeeh…tapi sejak sekolah di PAUD ia sudah mulai semangat lagi. Hanya butuh bermain, dibelai punggungnya. Disampingnya ada putri, ia sudah setahun ditinggal ibunya. Meninggal karena gizi buruk. Setelah melahirkan adik putri ia juga meninggal tiga bulan kemudian. Kalo tak salah, ia bersaudara 5-6 orang, nah putrimi itu yang bungsu. Kakaknya yang sulung juga perempuan. Sementara 4 kakanya yang lain lelaki. Ayahnya dulu painung, tapi setelah istrinya meninggal semuanya berbalik, sholat nda natinggalmi, sudah mulai bekerja sendiri, dan mulai bergaul dengan orang2. Mungkin ia sadar dengan kehilangan sosok yang tercintanya. Putri berbading terbalik dengan putra, putrid diberi jiwa maskulin yang lebih, sedangkan putra diberi sisi feminitas yang banyak pula. Maka, putrid pernah dikenal sebagai ronaldowati, karena pallaki main bola. Sekarang rambutnya sudahmulai panjang, pernah digondol sama kaka perempuannya gara2 banyak kutunya . Putri selalu ingin dicium, nah lucunya putra dan putri selalu main sama ^_*
Yang pake baju kuning namanya mita, ia sudah esde kelas satu sekarang. Sekedar info yang ngajar kelas satu di esde juga bu lela jadi bu lela bisa banyak tahu perkembangan anak2. Ia sejak sekolah sangat dewasa, kalo punya mainan ato makanan, selalu mengalah, mungkin karena ia punya adik dirumahnya juga karena usianya yang sudah bisa membedakan. Orangnya sabar, rajin dan semangat. Ia selalu mau menjadi pemimpin walaupun kadang2 malu2. Senang sekalika sama dia, penuh tanggung jawab, kalo dibilang jaga ade2nya (sibocah2) biar tong itu dikasi menangis nda tong na melawan, paling bilangji “bu….napukulka” tanpa membalas. “iye…jangki nangis nah….kisayangi ade2ta, ka kita tong lagi yang besar”. yang pake celana tantara itu namanya Janwar, selalu mau sekolah diesde karena teman2nya sudah masuk semua, tapi kalo sudah diberi pengertian pasti nda momi lagi. Senang sekali main kucing dan tikus. Pernah malah dia bilang “bu…saya jadi tikus dan kucing nah…” ups bagaimana caranya??? ^_^ “iye samaki temanta nah bergantian”
Disampingnya ada santi, si kalem: tapi kalo diganggu jangan harap mo ditemani. Paling sering dijanji sama bu lela ke kassi. Apalagi kalo na musuhmi temannya, uh…senangmi itu kalo na bilang bu lela” yang bombe temannya nda dibawa’” kata pamungkas tawwa . Suka malu2 kucing kalo na ambilmi itu makannya temannya baru ketahuan. Tersipu malu2.

Yang pake topi itu ilham sekarang dia juga sudah esde. Sebenarnya ia belum bisa masuk sd kalo liat umur tapi kalo liat badan dan pikirannya kalah sama anak kelas 2 esde. Dewasa juga seperti mitha, kalo mitha pimpin anak cewek diami itu pemimpin anak cowok. Oh iya si ilham ini diodo2 sama namanya mantang, tapi bukan mantang yang pake baju biru. (fotonya belum lengkap karena pas ada kamera, anak2 yang laen belum datang)

Deeh….si ilham selalu tong ti2p topinya sama mantang. Nah mantang ini sahabatan dengan santi. Kalo sudah begitu kayak sinetron2. “bu….pacaranki mantang” teriak santi. “Apa itu pacaran nak?” kutanya satu hari. “kayak itu yang dipilm indosiar bu” ucap santi. Matimija, makhsudnya itu film yang satu kompi, satu keluarga, yang banyak monsternya. DEEH anak2 nda tau apa2. Ka ortuna juga hobinya nonton yang gituan. Tak bisa dipungkiri, ortu mereka ngantornya dipasar bro, alias pabalu juku’.
Disamping ilham ada akbar( yang ditengah) dulu waktu masih sekolah kerjanya lari2 dan berkelahi. Main smack down sama temannya, memang iya main2ji tapi deeh…bajunya pak kalo sudahmi main…hmhmhm rantasami seng. Tapi, karena umurnya juga sudah 6 tahun makanya ia lebih mudah mengalah. Sukanya berteriak teriak, oe…oe…nalupai namanya temannya. Entah itu sengaja ato serius.Nah yang pake baju kotak2 merah namanya rahmat, masih saudara dengan santi. Giginya habis bukan karena ompong. Tapi istilahnya org Makassar ammucu. Nda bisa kalo tidak ada makanan dimulutnya, makanya biar kesekolah dia harus makan sesuatu. Bahkan nasi dimulutnya bisa bertahan berjam2

Heba’ towh…makanya giginya keropos, dan hitam2. Nda bisami nyebut huruf dengan jelas. Kalo menyanyi suka sekali goyang dua jempolnya. Paling suka na panggil namaku bia tong nda pentingji ‘bu cia!’ sambil senyum2 begitu. Mau tong selalu digendong padahal battala’nya bukan main. Paling dipeluk sudah cukup. Hmhmhm…nyaman mentong mungkin pelukannya buguru di’. Tapi dulu seingatku waktu teka, saya jarang dipeluk sama bu guruku gaaang… makanya perubahan itu perlu. Cara ngajarnya guru doeloe dikunci rapat2 dulu. Sesekali dibuka untuk memperbaikinya. Sama halnya dengan akbar, paling senangmi itu berteriak. Oe..oe…juga. namanya juga preman kompleks, heheheehehe….tapi senang tongja iya bisangajar mereka. Na bilang tetanggaku, maunya tong itu ngajar tidak dibayar naak??? Dibalasji dengan senyum 
Inimi para gurunya juga berfose, yang pake jilbab abu2 itu namanya bu hasni, dan yang paling pinggir namanya bu lela, nah yang tengah itumi kepseknya, kepsek sekaligus gurunna di jeneponto, wuakakakakak 

Tapi, sekolah ini adalah mimpi. Mimpi untuk membahagiakan orangtua mereka. Saya sempat berfikir, malasma ia pergi ke dinas abisnya ribet dudui bela. Sekarang saja cari teman, sempat ada yang mo bantu. Kalo bukan sekarang, yaaah…minimal 2 tahun kedepan semuanya bisa lebih baik lagi.

O ia, tentang PAUD yang dapat suntikan dana dari word bank itu di biayai sebayanyak 90 juta untuk selama 3 tahun. Selanjutnya terserah anda. Saya berfikir, PAUD rintisan ini dibangun dengan kesadaran, dibentuk dengan keinginan tanpa pamrih. Makanya kami bisa bertahan walaupun hanya dengan semangat saja. Itu sudah cukup. Kami tak ingin patah semangat. Sementara…tanpa maun maccalla PAUD tetangga kami, yang memang sudah lengkapmi, sisanya cari siswa mami, guru2nya digaji. Malah si h.tola manggil bu hasni dan bu lela untuk dijadikan tenaga pendidik, dan syukurnya kedua guru ini juga menolak. Alhamdulillah deuh….^_^

Tuesday, December 16, 2008

My lovely sister



This my lovely sister
She is at elementary school
She is class four
Her age is 10 year old
she is talk active
she is like singing...

her name is Nurhawani Syarif
call her Nuni
she is like telling story about:
her friends at school, her teacher,and her actifity

hmhmh.....
be carefully
she is always cry
maybe because she is the last child

I miss u my sista

Akhirnya...


akhirnya bu amra (pembimbing 2ku) meng ACC skripsi
setelah sekian lama menanti, dengan penuh kesabaran
akhirnya bu amra membubuhi tanda tangan pengesahan ujian meja
Alhamdulillah......

ukh...leganya walaupun jadwal terakhir ujian akan segera berakhir. (the last time)

tapi,belum jelas kapan ujiannya. yang pasti bulan inilah
kan tgl 26 kemungkinan libur, so kemungkinan terakhir tgl 30 desember.

selamat atas diriku :)

hope I became a good teacher

don't forget slogannya jurusan:
"jadilan guru bagi diri sendiri sebelum menjadi guru bagi orang lain"

.:APA KABAR DUNIA:)


dunia apa kabar?
apa kabar dunia?
kabar dunia apa?
dunia kabar apa?
kabar apa dunia?

peace n luv

semuanya kan baik-baik saja bukan?
i hope it :)

Wednesday, December 10, 2008

HARI ANTI KORUPSI

Melawan Korupsi dari diri sendiri
Nyadarji, kalo mencuri itu ga bagus buat kesehatan jiwa dan raga
mencuri uang rakyat apalagi...

nyadar donk!!!

kalo bukan kita sapa lagi
sekarangmo deh!!!

lawan korupsi sekarang juga!!!

Monday, December 8, 2008

.:HAPPY IDUL ADHA:.

SELAMAT IDUL ADHA KEPADA YANG MERAYAKANNYA

BAGI YANG BERKURBAN SEMOGA DAPAT AMALAN YANG BERLIPAT GANDA

BAGI YANG TIDAK BERKURBAN, TUNGGU DAGING KURBAN AJA

"A NICE MOMENT FOR ILMU IKHLAS"

Monday, December 1, 2008

HIV AIDS

SEMOGA KESEHATAN SELALU MENAUNGI SETIAP INSAN DIDUNIA INI

SETIA PADA PASANGAN ADALAH SALAH SATU OBAT DARI HIV AIDS

Sunday, November 30, 2008

.:berucap dalam indahnya hati dan jiwa:.



SEMUANYA AKAN BAIK BAIK SAJA
TAK MESTI BERSEDU SEDAN ITU
TAK ADA YANG LEBIH BAIK SELAIN TERSENYUM DALAM DUKA
TAK PERLU HATI TERGORES HANYA KARENA KRITIKAN
BAYANGKAN DUNIA MENGENANGMU
BUKAN HANYA DALAM BURUKMU
TAPI, LEBIH KEPADA BAHAGIA YANG KAU SEMAI
TIAP HARI BERSAMA BULAN DAN MENTARI



Semuanya tak mesti bigini. Aku tahu kau akan berfikir ada yang tak beres. Tapi mestinya kita bisa berbicara. Bukankah hati ini sudah mampu berbisik? Ataukah kamu tak lagi mendengarnya?. Tak lagi merdukah? Tak lagi berbinarkan cercahnya?
Tak ada yang salah jika kita mau. Aku dan kamu tak mesti berkomplot untuk melakukan perlawanan. Biasanya kamu akan berucap ‘jangan pernah bimbang sayang’. Tapi mengapa resah sekarang menyerangku? Sapa yang akan bertanggung jawab? Kamu? Ataukah kamu akan lari terbirit setelah tahu aku sudah tak lagi seperti yang kau mau. Tak mesti menyudahinya. Aku mengeinginkanmu. Mungkin ini terlalu naïf. Tapi, dalamnya hati sapa yang tahu. Aku tak bisa mengukurnya dengan apapun. Bukankan ikhlas memang tak mampu kita salami?. Berulangkali aku katakana untuk tak mengungkit. Tapi, ujianmu terlalu mendalam sampai ingin meleburku.


Sekali lagi. Katakan yang kamu mau. Aku akan menjadikan telinga ingin berfungsi sebaikbaiknya. Agar kaubisa bercerita kapanpun yang kau mau. Menyudahi bukan alas an tepat namun, semuanya hanya bisa terkontaminasi dengan berucap. Hanya satu kata melanjutkan atau memberinya jedah untuk menari?.


Hangat mentari pagi ini tak terasa indahnya. Karena kegundahan telah menggerogoti. Kau pasti mainmain bukan? Aku tahu kau akan melakukan hal itu. Karena kau tahu terlalu banyak yang menginginkanku bukan? Kebanggaan kini kuraih untuk memenangkan diriku sendiri. Tak banyak yang bisa terlaku. Atau aku hanya terobsesi dengan konstruk berfikir bahwa sanya kau selalu baikbaik saja dengan sikapmu. Aku tahu suatu saat nanti keabadian benarbenar akan ada bukan hanya untuk diriku, tapi juga untukmu, untuk kita dan untuk mereka.


Membuka sebait lagu untuk diinterpretasikan akan membuahkan melodi yang cukup binal. Kau tahu, malam selalu membawa kisah yang abadi. Sementara cahaya kini sangat dibutuhkan oleh mereka yang sepi. Malam kadang lebih pendek dari cahaya yang memnacar dibalik gubuk remang yang kita usung bersama.
Lagilagi aku terlalu banyak menuntut, ucapmu malam ini. Tapi aku juga sadar bahwa kau terlalu banyak digandrungi cahayanya dengan berjuta pesona. Dan sejuta rasa yang terpendar seperti jingga yang kau ukir dibalik awan yang kau titip malam ini. Pendarnya memancar dengan sangat indah, namun titik hitam telah meronakan sedikit hangat dan peluh.


Hadirnya kini terenggut oleh kawanan laku yang siap menyadap segala aktivitas yang sudah terabaikan. Karena akhir semuanya akan berlalu. Tak perlu menatapku begitu. Aku tahu banyak hal yang ingin kau katakana. Namun, sesak yang kau miliki terlalu banyak sekedar berucap’kau kan baikbaik saja sayang?’.
Akh…oase begitu maya untuk terjamah.


Kau akan berfikir, tak perlu bersedu sedan itu. Karena keabadian benarbenar tampuk dalam keinginan yang tak terbeli. Tertawalah karena dunia menginginkannya.
Aku juga turut bersamamu. Namun, kamu selalu mengelak hanya untuk mengikutkanku. Tapi aku tetap senang berada disini, bersama relungrelung yang tak redup oleh kepingan malam. Bungkus saja rasa yang kau mau. Aku akan membawanya. Kemanapun kaki ini melangkah bersama asa dan jiwa yang mulai pengap dengan maumu.


Usianya belum berjagung. Tapi, puingnya kini sangat Nampak. Bukan hanya dalam remang namun dalam terangnya bilik cahayamu. Aku menunggu digubuk yang penuh cahanya yang dulu kita bangun bersama. Datanglah, kan kusuguhkan berbagai warna yang kau mau. Tapi kau tak boleh memaksa karena warnamu dan warnaku pasti berbeda. Tak perlu mengelak, lihatlah pelangi dengan berbagai warnanya. Ia akan menari bersama bintang dan angkasa rayapun menari.
Kini gubuk itu tak perlu kau hiasi karena, cukup warnaku dan warnamu yang menyatu.

_berucap dalam indahnya hati dan jiwa_081129

Kabar apa Dunia :)

Apa kabar dunia...apa kabar semua...semoga kedamaian hati dan jiwa selalu menaungi kita semua. Pohon maghfirah CINTANYA selalu melekat dalam hati-hati kita semua, amien...Apakah yang kurasa saat ini adalah sama saat yang tlah berlalu itu datang?
Diam juga tak menyelesaikan masalah. Nah biarkan aku bahagia, berucap dengan candaku. Membiarkan semuanya berjalan apa adanya. tlah berlalu meninggalkan kisah klasik yang berwarna. Revolusi diri sendiri menjadi prioritas. Ada banyak rahasia yang belum terungkap.Cukup aku, tuhan dan yang mengetahui rahasia itu yang tahu. Bahkan tak seorang pun harus tahu.. Tapi bisakah.

Aku rasa ada yang menggerogoti tulang sumsumku.
Aku menggigil dibuai kesenangan fatamorgana.
Tak ada yang lain selain menikmati semuanya.
kalo hanya itu saja buat apa?
Ketika semua orang terlelap dan aku hanya berdiri kebingungan dibalik awan yang hampir berbinar. Mereka menertawai perlakuan yang tlah kulaku bersama angin yang hampir menghempaskan
Bilikku…dia tak hanya kulaku.
Bimbang juga buatku terlena dibuainya
Aku ucap jangan pernah berharap

Jangan pernah menahan rasa
Lupakan warnanya
Biarkan ia menari
Beri ia tempat
Dijiwa a(ku), ka(mu), ki(ta), mere(ka)
_Saat aku terlelap dalam kesendirian__

Wednesday, November 19, 2008

“KERABAT” YANG TIDAK “SEJALAN” “BAGUS” DIMUTASI ATAU DIPECAT KARENA TIDAK “SETIA”, TIDAK BER”AMANAH” DAN TIDAK MENGIKUTI “MODE” DI JENEPONTO

“KERABAT” YANG TIDAK “SEJALAN” “BAGUS” DIMUTASI ATAU DIPECAT KARENA TIDAK “SETIA”, TIDAK BER”AMANAH” DAN TIDAK MENGIKUTI “MODE” DI JENEPONTO
‘Pesta’ Demokrasi (democracy party) yang digelar di Jeneponto, 28 Oktober 2008 mestinya menyisakan kegembiraan bagi seluruh masyarakat. Namun, seperti pilkada yang telah berlangsung didaerah-daerah lainnya, kesempatan meraih bahagia tak semua warga mendapatkannya. Enam pasang calon nahkoda perahu Jeneponto bersaing dalam arena perpolitikan, dan pada tanggal yang sama Insert Institute-Script Intermedia, dalam perhitungan cepat mendapatkan hasil:
1. Mode (Agus Anwar Moka dan Natsar Desi) 0.98%
2. Bagus (Baharuddin Baso Tika dan Agus Abdullah) 8.5%
3. Amanah (Jabal Natsir dan Sarbini Haerah)1.61 %
4. Setia (Sonda Tayang dan Aries K. Syamsuddin) 1.18%
5. Kerabat, dan (Rajamilo dan Burhanuddin Baso Tika) 53.52%
6. Sejalan (Syamsuddin Saenal dan Djahini Kr.Lontang) 34.2%

Kemenangan atas sebuah perhelatan adalah sebuah bola panas yang harus dipertanggungjawabkan. Tak bisa dipungkiri, berbagai cara digunakan untuk mendapatkan kemenagan. Assala’ ammetaji apapun nigaukangi. Bahkan, bisa meruntuhkan budaya sipakatau, dan sipakainga’ sudah tidak berlaku lagi.

Di Jeneponto saat ini bukan lagi panah karena kekeringan, namun tambah panas karena setelah KERABAT dinyatakan OPPO’ (menang lagi), mutasi dan pemecatan sekarang gencar dilakukan.


Pilihan setiap orang hanya diketahui oleh dirinya sendiri juga oleh sang maha mengetahui, kecuali orang tua yang sudah tidak mampu berjalan akan diketahui pihinnya oleh para saksi pada pilkada tersebut.
Maka berhatihatilah, ketika anda punya jabatan empuk namun MEMBELOK, tunggu mutasi atau pemecatan. Hal ini terjadi disalah satu Sekolah Menengah Pertama,tempatku mengajar guru honor yang tidak “SEJALAN” dipecat hanya karena bukan “KERABAT”.
Informasi yang saya dapatkan langsung dari kepala sekolah mengatakan bahwa, pemecatan itu terjadi karena guru honor terang-terangan melakukan kampanye “BAGUS” sementara salah satu pengawas bahkan Kepala Cabang Pendidikan Kecamatan Bontoramba tak segan-segan melakukan pemecatan terhadap guru honor tersebut.


Akh…lagi-lagi imbas politik kotor (bad politic) telah menggoyang posisi guru honor tersebut. Pak Suardi yang sudah 20 tahun honor di sekolah tersebut harus kehilangan pekerjaannya hanya karena beda pilihan. Bukan hanya itu, Kepala sekolah yang masih status kakaknya sendiri tak segan-segan memecat hanya karena intervensi dari pimpinan teratas. Namun, sampai saat ini surat pemecatan belum juga keluar. Pemecatan hanya disampaikan lewat telepon genggam.


Selain pemecatan yang melanda pak suardi, pekerjaan lainnya dikebun juga harus kehilangan. Karena kebun yang sementara ia garap harus direnggut oleh kakanya sendiri. Hmhm….tega yah  (nassami cia’ kan politik towh)
Kemarin, 4 Nopember, kami juga harus kehilangan seorang guru honor lagi, dia adalah (P’Mattewakkang) yang mengabdi 3 tahun ini, juga harus kehilangan pekerjaannya sebagai guru honor hanya karena ditengarai ikut “SEJALAN”. Surat bukti pemecatan pun tak ada, maka nasib kedua guru honor ini sudah jatuh tertimpa tangga pula.


Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an sudah tak Nampak lagi. Hanya karena berbeda pilihan semuanya menjadi punah. Mannakah….budaya sipakatunya…mannakah budaya sipainga’nya….Karena SIRI’ sudah mengental maka persaudaraan pun hilang.
Saya dan beberapa teman sudah beberapa kali menghubungi pak’suardi tentang bukti pemecatan tersebut, namun pihak sekolah juga tak ingin mengeluarkannya.


Entah, karena takut diproses ato masih ingin member kesempatan kepada para pahlawan sukarela (suka ngajar dan rela tak dibayar) itu tuk ngajar disekolah, I hope it! 
Pihak panwaslu juga tak menerima hal ini, namun apa boleh dikata walaupun saksi yang diminta sudah ada tapi bukti otentik pemecatan belum ada, jadinya….yaaaah….sampe sekarang belum juga diproses.
Ufh….kapan yah Jeneponto bisa berubah jadi lebih baik.

(Air Gelang (Jeneponto) yang HOT, 05 Nop 08)

Semoga garOPPO’na bisa nyamangi dan berjalan dengan lebih baik.

Friday, November 7, 2008

sekolah yuuk :)

bocah-bocahku juga kini dapat tantangan
gedung samping sekolah kami
sebentar lagi akan direnovasi_tapi bukan gedung kami

sekolah yang sama akan hadir dengan wajah cantik,
lebih elegan karena dapat "pinjaman" dari World Bank

yang pasti bocahku akan tergiur dengan permainan tetangga kami
sementara kami hanya bisa memberi apa adanya
senyum, nyanyi, rangkulan, gendongan, usapan, ciuman,mengambar,bercerita,
hanya itu yang bisa kami beri...

uang??? kemaiki mo ambil kodong!!!

tapi kami yakin, pembangunan karakter yang kami usung akan merubah
mereka menjadi lebih baik.

usia PAUD WORLD BANK di sewa hanya sampai 3 tahun, setelah itu ga ada lagi suntikan dana. nah kami, ketiga bu guru ini akan terus berjuang sampai sokolah bocah kami berbuah MIMPI.

.:karena kami akan terus berjuang, bukan sekarang tapi hari ini:.

Kami tak Rela Kau Pergi

hari ini, seperti biasa. setiap senin, jadwal ngajar dimulai.
dengan hati yang penuh semangat, bermodalkan motor pinjaman menuju sekolah.
melewati perbukitan yang mulai memanas. mungkin karena musim kemarau sudah merambah.
Tak seperti biasa, pak Suardi yang selalu menjadi pembina upacara sekarang batang hidungnya tidak terlihat. entah karena sakit ato ada keperluan lain.


jam pertama ia tak datang.sampai jam terakhir. artinya tak ada ketawa ketiwi. ceritanya selalu membuat kami para guru-guru tak lelah. ada-ada saja yang bisa ia cerita. mulai dari sejarahnya ia ngajar. sampai 20 tahun lamanya ia honor ditempat kami.


saya sampai tercengang ketika usia 20 ia setiai untuk mentrasfer ilmu di pedalaman kecamatan Bontoramba ia jalani. waktu yang begitu lama mengabdi sebagai guru yang suka rela (suka ngajar dan rela tak dibayar pak' ucapku satu siang)


Pilbup, beda pilihan donk, mau diapami???

ia tak lagi ada. kebun beserta isinya ditarik. perjalanannya mengajar selama 20 tahun semakin jauh dari angan-angan. satu siang istrinya bercerita, kalo ia ingin menyeberang pulau ke Maluku. tapi, karena dukungan istrinya ia masih tap tinggal.
kami juga selalu mensupportnya. bahwa kebenaran akan selalu berpihak, walau kadang jalannya seperti perjalanannya 20 tahun mengajar.


malam itu saya menelpon mengkonfrimasi pemecatannya. dan pagi hari "ia bu saya dipecat karena beda pilihan, tapi saya akan terus berjuang"
deeh...sangat diluar dugaan. mungkin politik begitu yah. ketika kekuasaan sudah menghampiri, harta, keluarga tak lagi dipandang. apakah itu bagian propesinal politik?
bullshit dengan pilkada. mutasi dimana-mana. tak ada demokrasi di pilkada jeneponto. yang ada adlah democrazy. para pemegang tampuk kepemimpinan dibirokrasi saling bersaing memanfaatkan. menjadi tim peluncur. manaka satu dari mereka menang, anda peluncur yang kalah siap-siap ditendang.

'senin ini, ayah Nita di pindahkan ke bagian staff penyuluhan, padahal ia adalah kepala penyuluhan'


'pak mattewakkang disekolah nasibnya seperti telur diujung tanduk juga'


'para pemegang tampuk yang membelot sebentar lagi akan lengser' atau akan berpindah tempat, hahahahahaha.....politik lucu-lucu yah'

'guru honor apa lagi, kalo sudah tak mengikuti pemimpin jangan harap usiamu disekolah akan panjnag' walaupun masih ada sedikit yang legowo menerima perbedaan.


tak ada doa panjang umur untuk pemimpin yang seenaknya main serobot, memindahtempatkan orang tanpa melihatkualitasnya.


tantangan terbesar bagi sekolah demokrasi jeneponto untuk melakukan pendidikan politik.yang pasti sipakainga', sipakatau,saat ini tak ada dipilkadanya jeneponto ces.pikiran manusia modern sudah terjangkiti, mo kerja kalo ada uang, hahahahaha....


politik lucu-lucu!!!
para calon kandidat saling berangkulan dimeja makan hotel malam ini
para peluncur saling menyerang ide pemenangan
para pengikut kandidat site'ba'-te'ba (baku tikam) karena posko pemengan bertetangga.
jadi kenapami???

.:susah ces kalo uang dan orang sudah bicara:.

Wednesday, October 15, 2008

SEKOLAH BOCAH-BOCAH

KAMI BUTUH BERMAIN, KAMI BUTUH BELAJAR, KAMI BUTUH BAHAGIA, KAMI INGIN TERSENYUM, KAMI INGIN KASIH SAYANG, KAMI INGIN MENGGAPAI CITA-CITA, KAMI INGIN…
KARENA HIDUP TAK HANYA SAMPAI DISINI, KAMI INGIN BERBAGI DENGANMU


Sejarah lahirnya PAUD NURSYAM

Awalnya saya tak tahu tenyata bermain dan belajar dengan anak-anak itu sangat menyenangkan. Berbekal ilmu dari kawankawan di UKPM yang membuat saya rindu akan dunia anak-anak. Dulu, saat masih kuliah sempat beberapa kali berhadapan dengan anak-anak jalanan, bagi anak-anak dengan bermainpun sudah cukup untuk merebut ceria dan bahagia.

Selanjutnya, pulang kampung masih menjadi prioritas.tuntutan orang tua tak bisa
ditolak untuk kembali pulang ke rumah. Maka, inisiatif ini kuunkapkan kepada ibu sebagai sahabat yang menyenagkan. Ia setuju. Mama mendukung sepenuhnya permintaan ini. 4 bulan setelahnya, seorang ponakan juga tertarik untuk gabung di dunia anak-anak. Dan sampai saat ini ia dengan sukarela mengajar sampai saat ini, dialah bu lela. Juga ada sepupu yang gabung dengan kami, dia adalah bu hasni. Mereka benarbenar suka mengajar dan rela tak dibayar.

Proposal bantuan dana sudah kami layangkan ke dinas PLS (Pendidikan Luar Sekolah). Pihak peninjau juga sudah turun satu kali, namun sampai sekarang dana belum cair. Saya juga malas berhadapat dengan penangan yang sangat birokratis. Uh…capek dan sangat berbelit-belit. Maka pengajaran terus berlangsung sampai saat ini. Kami mengajar bocah mulai dari bocah yang baru belajar jalan sampai usia 6 tahun. Dengan berbekal cinta dan semangat kami betekad untuk melanjutkan proses ini sampai waktu yang tak ditentukan.

Kami mengajar tanpa kurikulum. Kurikulum “bebas” selamat tak mencederai anakanak. Kami belum sempat membuat kurikulu. Kami hanya bertanya dari satu pengajar ke pangajar yang lain. Berbekal buku bacaan, bagaimana memanage psikologis anakanak. Bagaimana membuat mereka untuk tak saling menghujat satu dengan yang lain. Dalam prakteknyapun kami perlahan tapi pasti tahu bahwa memperlakukan anakanak seperti itu toooh.

Satu hal yang menyenangkan buat kami. Lela dan hasni sangat semangat memperlakukan anakanak. Mengingat lagu kanak-kanak dulu itu yang kami suguhkan pada mereka. Kami sadar bahwa apa yang kami suguhkan pad anakanak ini jauh lebih kurang dibansing TK tetangga yang sudah mapan. Mulai dari bangunan maupun proses belajar mengajarnya.
Learning by doing. Membiarkan segalanya menjadi nikmat. Sekedar bercerita tentang kejujuran, kesopanan, kedamaian. Penjelasan bahwa mereka bersaudara sangat sulit mereka terima. Namun, perlahan mereka sadar bahwa pertemanan itu jauh lebih menyenangkan disbanding berkelahi.

Mengapa harus nursyam? Karena nur=cahaya, syam=matahari. Kami ingin anakanak bisa tetap ceria dan tersenyum lepas. Kami ingin senyum mereka sehangat mentari. Kebahagiaan mereka mampu bersinar, member cahaya kepada para orangtua bahwa mereka ingin sekolah.

Awalnya, anakanak yang kami ajar adalah anak tetangga yang setiap hari orngtuanya berkantor dipasar menjual ikan. Orangtua mereka sebagian besar nelayan, penjual ikan, juga pengangguran.orang tua mereka adalah kelas menengah kebawah. Tapi, dengan begitu kami semangat karena orangtua mereka sangat antusias dengan kegiatan ini.
Kami, tak bisa memberi apaapa selain mengajak anakanak mereka bermain dan bernyanyi. Selanjutnya pelajranpelajaran tentang persaudaraan lewat permainan, nyanyi bersama, menjaga kebersihan badan juga kami ajarkan. Yup…kami biasa kelabakan jika memikirkan konsep apa lagi yang harus kami berikan.

Mudahmudahan kedepan bisa lebih baik. Tujuan kami hanya ingin anakanak mereka menjadi bisa dalam kesederhanaan. Ayo ceria anakanak….masa depan ada di tangan kalian. Jangan berhenti untuk belajar, bermain, bernyanyi, ceria, berlari…
Sayonara…sayonara…sampai ketemu pulang
Buat apa susah
Buat apa susah
Susah itu tak ada gunanya
Lagu ini menjadi salah satu lagu kesukaan anakanak kami setiap akhir ‘bermain’ selesai.

PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) NURSYAM
ALAMAT ; JL. LAHAJI GURU MOLO’
SAMPING MESJID BABUSSALAM TAMANROYA
KEL;TAMANROYA
KEC;TAMALATEA
KAB;JENEPONTO
(0419-2424948)

JENEPONTO, JUNI 2008

Friday, September 19, 2008

HANYA CERITA

Lama. Lama sekali jedah yang kubuat untuk sekedar menorehkan sebait kata untuk mengobati rasa runduku. Entah mengapa. Komputer sudah tersedia sementara ide untuk menulis kagak ada. Malah tambah berkurang. Buku hijau yang selalu setia menemaniku tak mampu menampung segalanya. Sepertinya banyak aktifitas telah mengeruk ruang waktuku untuk sekedar menulis apa yang terjadi saat ini.

Aku, terlalu banyak aktifitas. Kerja menumpuk. Senin selasa ngajar di smp, rabu-jumat harusnya ngajar paud tapi hanya rabu aku usaha untuk mengajar karena kamis dan jumat saya harus kuliah lagi. Sabtu dan minggu juga begitu, belajar di sekolah demokrasi jeneponto. Warna warni aktifitas yang sangat menyenangkan. Dengan anak remaja berbaur, dengan bocah bocah bisa ajak bermain sambil belajar, mencari ilmu sungguh menyenangkan. Walaukadang berfikir agar sakit ga menghampiri lagi.semoga!


Kalo di kota kuda sekarang lagi panaspanasnya menghadapi ’PESTA PILBUP’ calon2nya ITU LAGI ITU LAGI, SAMAJI dengan yang lalu-lalu.. TAPI MASIH KARAENG LAGI YANG mengajukan diri menjadi calon ’penguasa’. Spanduk dimana-mana, baloho apalagi, tempelan mukamuka asing mengotori setiap tembok mesjid, dinding rumah, pagarpagar, pohon, tiang listrik apalagi.


Di kompleksku sekarang ada 2o rumah yang sudah dipantau karena akan dibedah, kayak manusia di’ yang mo dibedah. Bukannya atas nama pemerintah tapi, masyarakat sekitar menyambut kedatangannya dengan secara pribadi. Padahal kalo mau dipikir toh sapapun yang jadi pemimpin kan samaji. Mang harus memakmurkan rakyat ding.


Sekarang malah jalaN-jalan juga sudah diaspal dimana-mana, kalo saya liat hanya kejar target saja, kayak mau dibilang gitu program kerjanya, padahal kan adami memang di APBD kalo mau perbaikan jalan. Cuman yang saya biasa heran kenapa bisa yah setiap pergantian pemain pimpinan selalu saja jalanan yang diperbaiki.


Yah...kalo sebagai warga jeneponto iya harusnya, untuk satu periode pemimpin itu betul-betul memperhatikan campuran adonan pengaspalan supaya bisa tahan sampai ratusan tahun. Tapi nyatanya nda begitu bela, yah...karena pemborong juga butuh proyek makanya campuran mentega plus gula pasir harusnya 5+3 eh...malah dikurangi jadinya 3+1 makanya kualitas rasa dan aromanyapun pasti tak lama. Bikin sakit kepala tong itu kalo dipikir di’. Tapi...kalo nda dipir juga kayak....gimana...gicu...heheheehe

(SELASA,20 MEI 2008)

RINDU BOCAH-BOCAH

Apa kabarmu dunia....,masihkan engkau dalam keadaan aman???
Malam sabtu biasanya saya masih dimakassar, tapi rindu sangat memuncak untuk menginjakkan kaki dikampung nan indah, maka kubela-belain ke kampung hanya tuk melepas rindu.


Satu minggu ini penyakit bapak kambuh lagi. Gulanya naik sampai 250, trus darahnya naik sampai 500. Info yang kudapat dari ortu. Tak bisa menyalahkan sapa-sapa karena bapak juga makan pantangan. Trus kalo sampai di rumah kerjanya marah-marah melulu. Ini karena pengaruh daging yang masuk ke tubuhnya. Deuh...jadi ribet yah...kalo si sakit ga mau menghindari makanan pantangan tuk kesehatannya. Trus kalo diperingatkan bukannya nrimo eh...malah marah-marah. Jadi lebih baik bersabar saja, berdo’a semoga bapak bisa cepat sembuh dan kondisinya bisa cepat pulih


Ini dia anak PAUD (pendidikan Anak UsiaDini) yang kurintis bersama mama dirumah, didukung oleh 2 tenaga penidik (namanya bu lela dan bu hasni) mereka masih keluarga juga. Deeh....senagku mamo itu pas ada paud, karena sekarang...anak-anak tetangga sudah mulai cinta sekolah. Kalo yang ada di foto itu masih di kolong rumah awalnya, trus bermain dibawah pohon asam di depan rumah.

Selama 2 bulan seperti itu. Pada akhirnya mama (sebagai kepsek di sd) rela memberikan gedung lama yang memang sudah tak ditempati saat ini untuk menjadi kelas paud itu. Awalnya, bocah bocah lucu itu harus dijemput tapi sampai saat ini mereka tidak lagi dijemput, karena mereka sudah hafal tempat bermainnya. Sebagai guru yang masih tetanggaan dengan mereka. Setiap pagi, didepan rumah hanya berteriak seraya mengingatkan kalo hari ini sekolah


(JUNI, 2008)

Tuesday, July 15, 2008

KECERIAAN DIKASSI (menikmati bersama bocah-bocah)

tadi pagi ke kassi ajak anak paud darma wisata. tadinya rasa was was sangat mencekam para guru (saya, bu hasni dan bu lela). harapan kami, anak anak tak banyak tingkah sesampai dipermandian kassi. karena kami tahu banyak dari mereka yang senang berlari kesana kemari apalagi dengan suasana yang baru. mereka selalu ingin tahu tentang sesuatu hal. hari ini bocah-bocah itu berkumpul, seperti biasa rumah-rumah kecil depan rumah selalu jadi tempat transit mereka sebelum kesekolah. ada ilham, alam, rahmat, bojes, janwar, mita, kahfi, santi, putri, putra, marni, yayu, reski, lenteng, lina, bayu, mantang, lebong, farhan (bagong), dan anggar. kami bahagia, betipula dengan anak-anak. sebenarnya reski(lk) mau ikut tapi ia takut setelah melihat adi
(ade yang polisi) . padahal adi hanya turun dari tangga. ia fobia setelah pernah
melihatnya mengejar pencuri. kami berharap ia akan kembali kesekolah. ada beberapa orang tua murid yang datang mengantar. tapi, kebanyakan tidak datang. seperti biasa orang tua mereka berkantor dipasar menjual ikan. maka, harapan dan tanggungjawab sepenuhnya diserahkan pada kami. terima kasih atas kepercayaannya para orang tua.
jam 8 tepat ibu lela sudah datang. ia langsung menjmeput anak-anak. sebelumnya saya juga menyuruh mereka untuk segera mandi dan siap-siap kelokasi permandian. dari mata dan semangatnya terpancar kebahagiaan yang sangat cerah. saya bahkan hanya bisa bersyukur atas segalanya. dengan uang pas-pasan, saya dan guru-guru nekad untuk mengajak mereka. karena sokolah rintisan ini masih baru, kami hanya merongoh kocek pribadi untuk melakukan segala. tapi, hal ini yang membuat kami semangat mengajak bocah-bocah ini bermain dan belajar. donatur tetap kami, ibu dan ayah. ada juga donatur pakaian, bunda nurung. makasi yah atas bantuannya.

tadi anak-anak sempat ngumpul uang seadanya. mereka yang masih tergolong mampu ada yang membawa uang 5ribu, lalu kami berinisiatif untuk mengumpul 2rb dari mereka. kemudian yang tak mampu tak membawa uang sepeserpun. ada juga yang membawa makanan jadi, yaitu alam, yayu dan reski. selebihnya saya dan guru-guru membawa makanan tambahan; buras, plus telur rebus dan mie goreng.
untuk mengantisipasi kehilangan bocah-bocah, saya berinisiatif membuat semacam id card. kubuatkan gambar senyum dan menaruh nama mereka lengkap dengan identitas sekolahnya (mis, kahfi; paud nursyam tamanroya). bu lela datang lebih awal ke rumah untuk membantu menempel id card mungil itu di baju mereka menggunakan hetter. mereka juga senang, kami menjelaskan untuk tak melepaskan kertas itu. tapi, anggar, janwar melepas juga. kami juga banyak mejelaskan untuk tak pergi ke tempat lain tanpa ijin dari bu guru. mereka serentak menjawab ’iya bu....”

jam 9 lewat mobil baru datang. mobil carteran ini datang terlambat karena masih dikota. anak-anak sudah menunggu lama. ’bu guru...mau sekalima naik mobil” ucap mantang dengan manjanya. ”bu...lama kamma mobilka deeeh...mauma liat kassi kodong” ucap rahmat. ’iye nak...sabar nah...mobilnya sudah dekat” sambil kuelus rambut rahmat. main mainmaki dulu nah”lanjut bu lela. 15 menit kemudian mobil biru datang. tepat di depan rumah mobil berhenti, tapi belum juga diperintah putri sudah mendekati mobil yang belum berhenti sepenuhnya. spontan mama jadi kaget, hampir saja kakinya tegilas karet mentah mobil. trus belum juga diperintah naik ke mobil putri sudah naik ke mobil, tadinya mama larang putri ikut. tapi, ia saya suruh berjani untuk tak nakal sampai di permandian. saya melihat ia hampir menangis, tapi setelah kubiarkan naik ke mobil barulah ia tersenyum.
karena kami kewalahan harus membawa anak 20 orang, maka kami berinisiatif untuk mengajak beberapa orang lagi untuk membantu kami mengawal bocah-bocah ini. ada nur, anti, mifta, nuni, lenteng dan suaib. remaja ini kami juga beri tanggung jawab untuk membagi bocah-bocah. jadi kami sepakat mereka memgang 2-3 anak. selebihnya yang agak liar dan susah diatur itu menjadi bagian kami para guru. alhamdulillah semua berjalan lancar dan terkendali.

sampai di semua anak diatas mobil bu lela mengabsen ulang para bocah ini. mereka terlihat ceria. tak berhenti mereka melambaikan tangan sampai mobil menuju permandian yang jaraknya hanya 20 menit saja. memang permandian ini sangat dekat dari tempat kami tapi tak banyak anak yang pernah berkunjung ke sana. paling hanya orang tua yang senang saja dengan rekreasi yang mengajakanya. tapi, kebanyakan dari mereka baru pertama kalinya.

diatas mobil lagu-lagu ceria menjadi penyemangat. bahkan pak sopir juga terlihat ceria melihat mereka sambil berucap ” deu...hhh anak-anak kammayyaminne parutusang ngaseng deeeng” (anak-anak yang begini yang menjadi urusan penting). maksudnya , butuh perhatian dan pengawalan yang ketat karena di lokasi nanti banyak penurunan. kami sudah sampai di gerbang, bocah-bocah terlihat tegang, ”hampirmaki sampai deeng” ucap bu lela. ”horeeeeee” lagi-lagi keceriaan bersama mereka. setelah membayar karcis rombongan kami masuk ke lokasi. awalnya samping musholah kami pilih untuk tempat bermain. tapi, lokasi masih sepi. rombongan kami yang pertama tiba. karena merasa belum banyak pengunjung. kami berinisiatif membawa mereka jalan-jalan menuruni tangga dari atas bukit menuju pantai. kami berbagi bocah untuk di kawal menuju tujuan. ada yang memegang 2 orang ada juga yang 3-4 orang. bocah yang sudah agak besar usia 5-6 tahun sudah bisa jalan sendiri hanya berjalan sambil berpegangan tangan. ”pegangki tangannya ade’ta nah mita nanti jatuhki kodong”. ”kita juga alam jagai ade’ta nah, lentang.’ ”iye’ bu” jawabnya mengangguk. hal ini selalu saya tekankan bahwa mereka yang sudah besar seperti alam, ilham, mitha, bojes dan rahmat harus menjaga adik-adiknya. tidak boleh memukul dan melerai jika ada yang berkelahi. hasilnya mereka bisa bertanggungjawab. dan mereka juga mampu menerapkan pinta kami sebagai guru. hal yang menarik karena, seperti biasa santi, mantang, dan putri yang biasanya berkelahi. sesampai di permandian tak satupun dari mereka bertengkar. juga ala, ilham dan rahmat yang biasanya bersmak down (boongan) tak melakukannya. mereka butuh refresing memang. bu lela dan bu hasni mengawal mereka yang senang dnegan pantai. alam, ilham dan rahmat bermain pasir membentuk kerucut dan tumpukan layaknya bukut-bukit. sementara bocah wanita ada yang hanya senang duduk di karpet yang dibawa, saya yang menjaga mereka. bayu, bojes, dan anak-anak lain juga berkejaran dengan ombak sampai kaki celana mereka basah. sampai 20 menit kemudian mereka sudah kelelahan kami berinsiatif makan buras, telur dan mie dibagi bagi seadanya. mereka yang membawa sendiri di dampingi para remaja makan, ada yang disuapi ada juga yang makan sendiri. kebersamaan ini membuat mereka tambah bahagia, kami juga senang melihat meraka makan dengan lahapnya. karena buras tidak cukup maka satu buras dipotong 2. mereka saling menyebut nama. ’bu...saya berduakan bojes”...ucap rahmat. ”saya juga bu....samaka lebong” ucap mantang. ”bu...telur....” ”bu...mie...” mereka meminta sampai saya kelabakan membaginya. ”iye,,,sabar...yah...semua akan kebagian...”ucapku. ”iyo...janganmaki berteriak-teriak begitu deeeh..” ucap bu lela.
para nelayan memperhatikan kami. mereka juga sibuk membersihkan perahu mereka, juga rumput laut yang baru saja mereka panen. anak-anak nelayan juga membantu ayahnya. kulihat turut serta istri dan anak-anak permpuan dan anak lelaki mereka. setelah makan kami sebenarnya masih ingin menikmati pantai dan ombak. tapi, bocah-bocah sudah mau pulang. jadi, kami pun mengiyakan untuk pulang. kami bersyukur karena tanpa diperintah mereka berinisiatif ingin pulang. lokasi dibersihkan, anak-anak kami ajar untuk membuang sampah pada tempatnya. dan spontanitas mereka mengambil bungkus buras yang mereka makan masing-masing. bungus makanan yang mereka bawa juga, bungkus permen, bungkus kerupuk, dan kulit telur.

pak sopir sengaja kami minta untuk tak kembali mengambil penungpang. karena rencananya kami memang hanya satu jam saja. kami menaiki tangga, bocah-bocah sudah berani jalan sendiri, walaupun lenteng bocah paling muda berusia 3 tahun yang digendong. sesampai di tempat semula, samping musholah. rencanaya kami akan bermain sebelum pulang. tapi, bocah-bocah sudah mendahului perintah naik ke pete-pete. juga pak sopir meminta pulang segera karena pelanggannya sudah menelponnya beberapa kali untuk dijemput. kami menghitung ulang jumlah bocah-bocah, setelah dirasa cukup kami naik ke pete-pete dan ku sarankan kepada pak sopir untuk melewati jalan yang agak jauh untuk bisa menikmati pemandangan.

sepanjang perjalanan bocah-bocah menyanyikan lagu-lagu keceriaan, balonku, anak baru, naik gunung, kasih ibu, satu-satu, binatang kecil. mereka juga melambaikan tangan tak henti-hentinya. tepukan tangan seolah-olah bahagia adalah milik mereka.
T.ROYA,28 JUNI 2008

Thursday, April 3, 2008

ANDAI SPASI (TAK) ADA

Ini kisah tentang seorang perindu. Mungkin aku, kau, kamu, kita atau mereka yang merindu. Akulah sang perindu. Rindu kepada seseorang atau sesuatu. Atau rindu kepada masa_lalu dan depan_ yang selalu menghampiri. Ini juga kisah tentang kerinduan yang tak terhingga. Akulah sang perindu itu. Aku adalah seorang tua yang merindukan anak yang tak kunjung tiba. Ia meninggalkanku saat kata ‘bebas’ sudah mereka membius otak anakku. Aku juga sang perindu, akulah seorang anak yang merindu. Rindu pada orang tua yang pergi jauh mencari penyembung hidup. Aku rindu ayah yang katanya kekota, hendak membeli mainan buatku. Aku tak tahu sampai kapan ayah di sana. Aku juga rindu ibu, yang mencari sesuap nasi. Aku rindu ibu, belaiannya, mesranya, sayangnya, cintanya. Kembalilah ibu, aku merindumu. Aku rindu setiap moment yang telah kita lewati bersama. Atau rakyat yang rindu pemimpin bijak lagi berpihak pada rakyat.
Bahwa seseorang yang telah lama meninggalkan orang yang terkasih, butuhkah kita spasi?. Mengapa harus ada?.

Bagiku, kerinduan tak butuh spasi yang banyak untuk di buat “meledak”. Karena rindu orang tua sangat berbeda dengan kerinduan anak, betulkah?. Mungkin kita pernah merasa bahwa rindu sangat menyiksa. Sampai sakit yang “ngga-ngga” mulai muncul, ada yang stress, mogok makan, mogok bicara, atau tiba-tiba cerewet, ada yang penghayal, bahkan ada yang menanti rumah sakit jiwa.Bahkan Tuhan dalam kitab sucinya berkata “Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?” masihkah ada kenikmatan lain sehingga kita tanggung merinduNya?. Atau sekedar menanyakan “apa kabar” kepada orang terkasih. Atau benar, butuh waktu untuk mengobati rindu-rindu mereka_ayah, ibu, adek, kaka, buyut_ tapi sampai kapan? Atau sampai masa expirenya berlaku? Atau sampai bendera putih terpajang? Entahlah. Kata salim dan samin dalam kisan si Entong selalu bilang “sungguh ta’liwa’ (sungguh terlalu:). Saya teringat seorang teman ketika sama-sama melakukan perjalanan kembali pulang bilang “klimaks rindu adalah ketika pertemuan belum terjadi” atau sekedar member spasi yang lama untuk sebuah kerinduan yang menyengat.

Atau jangan-jangan spasi yang kita buat sekedar balas dendam atau benarlah sebuah “pemberontakan” kecil terhadap rasa yang kita miliki. Tanya dirimu, aku juga. Bahwa kita memang butuh spasi merindu kata Dee Lestari dalam Filosofi Kopinya. Terima kasih spasi, kau dibutuhkan untuk merindu.
Aku memang perindu. Kamu???

Ketika kita (mungkin) butuh spasi untuk merindu :D
DesaPerinduBulusuka, ‘080324

Thursday, March 6, 2008

Restoran Senpit bagian 1

Restoran senpit. Sebuah restoran aneh yang pernah ku temui. Setiap orang yang akan masuk ke restoran tersebut harus memakai sandal jepit (senpit). Pemilik tak mau tahu bagaimanapun caranya tamu datang ke tempat tersebut. Yang pasti harus memakai sandal jepit. Konon kabarnya pemilik awal restoran tersebut punya kisah tersendiri tentang penamaan restoran Senpit tersebut. Beberapa orang pernah terkecoh dengan penamaan senpit yang tak akan pernah di temui di tempat manapun juga. Karena di daerah ini satu-satunya restoran yang memiliki ciri khas sandal jepit. Pun kalo satu saat menemui restoran yang sama mungkin saja dia plagiat ide.

Awalnya aku kira nama restoran tersebut hanya plesetan dari sumpit. Sehingga aku sebagai orang awam harus percaya diri. Dan harap harap cemas akan meminta sendok saat makan karena aku tak tahu sampai sekarang memakai sumpit. Terlihat rumit makan dengan dua batang benda menjepit. Ataua ku kira plesetan dari kata sempit.maka aku selalu siap sedia untuk berkeringat dan ngosngosan pada saat kepedisan. Tapi di luar dugaan doormaid menjelaskan dengan ramah bahwa selain yang bersandal jepit dilarang masuk. Aku membujuk penjaga pintu itu agar mengizinkan aku masuk. Karena cacingku sudah mengamuk. Tapi penjaga pintu yang juga bersendal jepit menyarankan untuk melepas sepatu dan memakai sandal yang di sediakan itupun jika aku mau. Maka dengan senang hati aku membuka, tapi aku harus mencari tempat aman. Karena kaos kakiku sudah bolong dan malulah aku jika penjaga pintu melihatku.

Akupun mengambil sandal jepit yang terbungkus rapi lengpar dengan logo restoran. Setelah mendapat tempat yang aman aku membuka bungkusan sandal itu dan yang kudapati adalah satu pasang sandal dengan warna yang berbeda. Aku kaget, ada apa lagi ini. Aku tak langsung memakai sandal itu. Kuyakin pemilik melakukan kesalahan dan aku akan komplain dengan hal itu. Tapi, doormaid yang dari tadi mengamatiku dari pagar restoran hanya tersenyum. Aku menghampirinya, tapi sebelum saya bicara ia berucap “bukankah pelangi itu cantik dengan warnanya yang berbeda pak?”. Aku kembali ketempat semula dan mengganti sepatuku dengan sepasang senpit yang beda warna. Sebelah kiti berwarna hijau dan sebelah kanan berwarna kuning. Entah mengapa pemilik memilih dua warna itu. Aku bergegas memasuki ruangan. Perutku yang dari tadi beradu di dalam tak tertahankan. Aku semakin penasaran apa menu yang disajikan. Mudah mudahan bukan sandal jepit, gumamku dalam hati. Restoran yang berukuran tigapuluh kali sepuluh itu dipenuhi dengan berbagai gambar sandal unik. Dengan mode tali yang berbeda. Namanya juga sandal jepit pasti talinya di tengah. Kulihat orang orang di sekitarku dengan muka berseri tanpa Di sekelilingku beban menikmati santapannya. Mereka bisa memilih makanan sesuai selera. Mungkin Buffet, seperti yang terlihat di sudut ruangan. Arsiterturnya yang sangat memukau membuat kita betah untuk tetap tinggal di tempat itu.

Beberapa gambar besar sandal terpajang di setiap sudut dengan tulisan yang berbeda. Karena mataku sedikit rabun, maka yang terlihat di depanku saja yang bisa aku baca. Gambar sandal dengan tali biru muda tersebut tertulis pada sudut gambar “bukankah kita butuh rileks sejenak untuk membebaskan anda dari kerja?”. Atau yang ada di sebelah kiriku, sebuah gambar sandal jepit yang sedang diperbaiki oleh seorang bocah pemulung dengan pesan “tidakkah kita sadar bahwa hidup ini sederhana dan mudah? Maka perbaikilah hidupmu”. Ada juga di sebelah kananku gambar sandal jepit yang di pegang oleh seorang bapak yang hendak memukul anaknya yang balita. Tak jelas apa pesannya yang pasti aku mengira ngira saja bahwa sungguh tega dia melakukan hal tersebut. Pandanganku terhenti ketika seorang pelayan yang juga bersenpit menyidorkan daftar makanan.mungkin bukan hanya aku yang akan terperajat kaget tapi kau juga ketika melihat daftar menu yang benar-benar tak tahu artinya.
Menu special hari ini adalah nasi goreng sendal dan jus melon jepit. Papan pengumuman yang terpajang bak lukisan dengan huruf yang bisa di tukar. Terpajang tepat di depan restoran. Masih ada beberapa menu lain yang tak lupa di beri kata sandal atau senpit. Karena lapar benar-benar mendera maka ku pilih menu special hari ini. Daripada kelaparan lebih baik mencoba toh tak ada salahnya hanya sekedar nama. Bukankah tak perlu mempersoalkan nama?

Sembari menunggu pesanan. Aku mengamati sekelilingku. Tiba-tiba aku melihat seseorang yang kukenal tepat dua meja di sebelah kananku. Ia duduk sendiri. Kuamati sekali lagi. Yah..benar itu Wiwin. Tepatnya Wiwin Pratama pemilik restoran terkenal di Kota Airgelang. Dia salah satu orang yang paling berpengaruh di kota itu. Apapun yang ia inginkan konon selalu ia dapatkan. Namanya sudah di kenal di seluruh sudut kota sampai desa terpencil sekalipunj. Ia bukan hanya kaya tapi posisinya di hati masyarakat Airgelang tak diragukan lagi. Pernah sekali waktu ia bertandang ke kampung kami yang saat itu dilanda banjir banding. Ia dengan beberapa pengawalnya menghampiri kami. Ia bergabung dengan beberapa relawan yang sibuk memindahkan mayat yang tergeletak di sepanjang jalan. Aku tak tahu apakah ia melakukannya dengan tulus atau karena pemilihan kepala daerah yang tinggal menghitung hari. Kini sulit di bedakan perbuatan baik. Aku saja tak pernah yakin dengan diriku. Apalagi sama pejabat yang bermuka manis. Teringat jelas ketika ia menghadiri sholat jumat. Ia hadir sendiri tanpa pengawal. Ia bilang pilihlah pemimpin yang kumisnya tipis dan merakyat. Spontan saja jamaah saat itu terbahak. Entah menertawakan guyonannya. Atau mungkin saja menertawai calon pemimpin yang sebentar lagi beradu dengan saingannya yang tak punya kumis.

makassar,duaributujuh

Pulsa

si pulsa

“ka, isikan pulsa elektrik nah, buru-buruka bela” atau “pulsa gesekta satu nah” Edisi perdana hadir di hadapan pembaca yang budiman bukan untuk menghadirkan pengisian pulsa. Namun kami merasa bahwa nama isi pulsa yang disematkan di newsletter ini tak lain hanya pembaca bisa menikmati isi pikiran ekspresi kami. Agar pembaca bisa menikmati layaknya pengisian pulsa elektrik atau gesek yang hanya dalam hitungan detik akan muncul di telepon genggam pembaca. Sadarki atau tidak seringki pakai pulsa sampai pemakaian membludak. Sama halnya dengan pengisian pulsa anda, semoga isi pulsa yang hadir perdana ditangan anda kini bisa membuat isi kepala pembaca mendapat manfaat yang lebih selebih membludaknya isi pulsa yang ada di telepon genggam anda. Apapun yang hadir di hadapan anda semoga bisa mengisi kepala lewat isi kertas putih ini. Hjarapan kami semoga isi newsletter kali ini mampu mengisi kepala anda tanpa harus di gesek atau pakai elektrik, hanya mengalir seperti isi pulsa yang ada di telepon genggam anda. Selamat menikmati isi pulsa.

Mengapa harus isi pulsa?
Sadar atau tidak uang yang ada di dompet kita selalu keluar begitu saja, kalau dulunya kita tak mampu membeli pulsa karena hanganya yang sedikit mahal_bagi saya mungkin,iya_bagi beberapa orang. Maka bagi mereka yang mampu akan membeli pulsa seenak perutnya. Atau sebagian orang akan membeli pulsa daripada makan. Namun, seiring perkembangan, perusahaan pemasuk pulsa menurunkan beberapa harga pulsa dengan dalih memudahkan pembelian kepada mereka yang hanya memiliki uang pas-pasan. Namun sekilas jika kita mau berfikir. Pulsa yang di hadirkan dengan harga yang lebih murah ternyata lebih mahal dibanding pulsa dalam jumlah yang besar. Bukankah sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit? Nah cobaki bede hitung-hitung pengeluaranta seberapa puluh ribumi uangta habis tanpa sadar hanya untuk hal yang sedikit kurang penting. Apalagi bagi beberapa orang yang menganggap bahwa bertelepon genggam hanya sekedar gaya gayaan mo tong di bilang funky coy! Tapi, isi pulsa kami tak akan memaksa pembaca untuk membeli isi pulsa kami. Karena isi pulsa hadir secara cuma cuma.

Counter kami hanya imajinasi
Mengapa kami memilih imajinasi sebagai counter. Karena, ketika pembaca melakukan sesuatu. Maka kami akan mengcounter hal hala yang kami anggap bisa mengisi kertas putih kami untuk pembaca nikmati.
Skali lagi semoga counter kami bisa anda hampiri untuk mengisi pulsa anda. Selamat mengisi mata, telinga dan jiwa anda!

Thursday, February 7, 2008

Wedding ^-^

selamat atas walimahan "kembar"

K'kasman n K'Uny

dengan

K'said n K'Fatma

semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah N warohmah

n melahirkan pejuang-pejuang Tangguh :)


SELAMAT YAH....:P

(makassar, 7 feb 08)

Sunday, January 20, 2008

Selamat ulang Tahun ibu :)

sabtu kemarin (19 januari)ibu ulang tahun.
pesan singkat pengharapan terbaik kukirim lewat hape bapak.
kenapa bukan di hape ibu??, karena pas dia ke pasar hapenya jatuh.
jadi sinyal ga dapat.
malam ulang tahunnya, bapak sempat kusms untuk mengucapkan selamat.
yah...semoga mereka tambah romantis dan menyayangi anak-anaknya.

selamat ulang tahun_sebenarnya ulang tanggal dan bulan ding_
ke 45 ibu
terima kasih semuanya, semoga Tuhan membalas semua niat baikmu ibu.Ameenn

rinduku untuk menciummu. mmuahhh ^_^